TENTANG PARA PENGGAMBAR
Dari Abu Hurairah radhiyallâhu ‘anhu, beliau berkata: Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
قَالَ اللهُ تَعَالَى: وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ ذَهَبَ يَخْلُقُ كَخَلْقِي، فَلْيَخْلُقُوا ذَرَّةً، أَوْ لِيَخْلُقُوا حَبَّةً، أَوْ لِيَخْلُقُوا شَعِيرَةً
“Allah Ta’âlâ berfirman,
‘Siapakah yang (perbuatannya) lebih zhalim daripada orang yang (bermaksud) mencipta seperti ciptaan-Ku? Maka cobalah mereka (untuk) mencipta seekor semut terkecil, sebutir biji-bijian, atau sebutir gandum.’.”Dikeluarkan oleh keduanya (Al-Bukhâry dan Muslim).
Karena menggambar merupakan sarana (yang mengantar kepada) kesyirikan -yang merupakan lawan tauhid-, sangatlah tepat bagi penulis untuk meletakkan bab ini guna menjelaskan keharaman perbuatan tersebut juga (menjelaskan) hal-hal yang datang tentang (perbuatan) itu berupa ancaman keras.
Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam meriwayatkan dari Rabb-nya ‘Azza wa Jalla bahwa Dia berfirman,
“Tiada seorang pun yang kezhalimannya lebih dahsyat daripada penggambar lukisan yang berbentuk ciptaan Allah,” karena dengan begitu ia berupaya untuk menyerupai Allah dalam perbuatan-Nya.
Kemudian Allah ‘Azza wa Jalla menantangnya dan menjelaskan kelemahan orang seperti itu untuk menciptakan sesuatu yang paling kecil dari ciptaan-ciptaan-Nya yaitu dzarrah (semut yang paling kecil), bahkan dia tidak mampu menciptakan yang lebih rendah daripada hal itu, yaitu benda mati yang kecil (biji gandum atau biji lain). Meskipun demikian mereka tidak mempunyai kesanggupan atas semua itu, karena memang Allah bersendirian dalam penciptaan.
Karena hadits ini menunjukkan keharaman membuat gambar, dan bahwa hal itu tergolong ke dalam kezhaliman terbesar.
Faedah Hadits
- 1. Keharaman membuat gambar dengan sarana apapun yang ada, dan bahwa pembuat gambar adalah termasuk orang yang paling zhalim.
- 2. Menyifati Allah, bahwasanya Allah berbicara.
- 3. Bahwa membuat gambar adalah menyamai penciptaan Allah dan merupakan upaya untuk berserikat dengan-Nya dalam penciptaan.
- 4. Bahwa kemampuan menciptakan adalah kekhususan Allah Subhânahu wa Ta’âla.
[Diringkas dari Kitab Penjelasan Ringkas Kitab Tauhid karya Syaikh Shalih Al-Fauzan].
BAHAYA PARA PENGGAMBAR MAKHLUK BERNYAWA
(Diriwayatkan) oleh keduanya dari Aisyah radhiyallâhu ‘anhâ, (beliau berkata) bahwa Rasululah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَشَدُّ النَّاسِ عَذَابًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ الَّذِينَ يُضَاهِئُونَ بِخَلْقِ اللهِ
“Manusia yang siksanya paling pedih pada hari kiamat adalah orang-orang yang membuat penyerupaan dengan ciptaan Allah.”
Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam mengabarkan suatu berita yang bermakna larangan dan pencegahan, bahwa orang yang membuat gambar adalah orang yang paling berat adzabnya di akhirat, karena mereka telah melakukan pelanggaran yang sangat buruk yaitu mereka membuat apa yang menyerupai ciptaan Allah dalam pembuatan gambar.
Hadits ini menunjukkan beratnya hukuman bagi orang yang mem¬buat gambar, yang memberikan faedah bahwa membuat gambar adalah suatu dosa besar.
Faedah Hadits
- 1. Pengharaman membuat gambar dengan segala bentuknya dan dengan alat apapun, dan bahwa sesungguhnya hal itu menyerupai penciptaan Allah.
- 2. Bahwa adzab pada hari kiamat berbeda-beda sesuai dengan dosa-dosanya.
- 3. Bahwa membuat gambar adalah termasuk dosa paling dahsyat, dan termasuk dosa besar.
[Diringkas dari Kitab Penjelasan Ringkas Kitab Tauhid karya Syaikh Shalih Al-Fauzan].
KEHARAMAN MENGGAMBAR MAKHLUK BERNYAWA
(Diriwayatkan) oleh keduanya (Al-Bukhâry dan Muslim) dari Ibnu ‘Abbâs radhiyallâhu ‘anhumâ, (beliau berkata), “Saya mendengar Rasululah shallallâhu ‘alaihi wa sallam ber¬sabda,
كُلُّ مُصَوِّرٍ فِي النَّارِ، يُجْعَلُ لَهُ بِكُلِّ صُورَةٍ صَوَّرَهَا نَفْسٌ يُعَذَّبُ بِهَا فِي جَهَنَّمَ
‘Setiap penggambar berada di neraka. Setiap gambar yang dia buat dihidupkan, lalu ia diadzab dengan (gambar yang telah dihidupkan) itu di dalam neraka Jahannam.’.”
(Diriwayatkan) pula oleh keduanya dari (Ibnu ‘Abbâs) secara marfu’ (bahwa Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda),
مَنْ صَوَّرَ صُورَةً فِي الدُّنْيَا، كُلِّفَ أَنْ يَنْفُخَ فِيهَا الرُّوحَ، وَلَيْسَ بِنَافِخٍ
“Siapa saja yang membuat gambar di dunia, dia akan dibebankan untuk meniupkan ruh pada (gambar) itu (saat hari kiamat), dan dia pasti tidak mampu meniupkan (ruh).”
Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam mengabarkan bahwa tempat kembali orang-orang yang membuat gambar pada hari kiamat nanti adalah neraka. Mereka diadzab di dalamnya dengan adzab yang sangat dahsyat, yaitu dengan cara didatangkannya semua gambar yang telah dibuatnya ketika di dunia, kemudian dijadikan (ditiupkanlah) ruh pada setiap gambar dari gambar-gambar tersebut, lalu ia pun dikuasai oleh adzab di neraka jahannam. Maka mereka diadzab dengan apa yang telah dibuat oleh tangannya sendiri -kita berlindung kepada Allah darinya-.
Juga, termasuk bentuk adzab terhadapnya adalah bahwa ia dibebani dengan sesuatu yang tidak dia sanggupi, yaitu meniupkan ruh pada gambar-gambar yang telah dia buat.
Bahwa pada hadits tersebut, terdapat dalil tentang keharaman mem¬buat gambar dan ancaman terhadap orang yang menggambar.
Faedah Hadits
- 1. Pengharaman membuat gambar, dan bahwa hal itu temasuk dosa besar.
- 2. Pengharaman membuat gambar pada seluruh jenisnya: lukisan (dua dimensi) atau pahatan (tiga dimensi), baik itu lukisan tangan atau gambar yang diambil melalui alat pengambil gambar fotografi (kamera), kalau gambarnya adalah termasuk yang memiliki nyawa, kecuali kalau untuk keperluan yang bersifat darurat.
- 3. Pengharaman membuat gambar dengan tujuan apapun, kecuali untuk menolak bahaya.
- 4. Pada riwayat terakhir terdapat dalil tentang lamanya adzab bagi orang-orang yang membuat gambar dan ditampakkannya kelemahan mereka.
- 5. Pada riwayat terakhir terdapat dalil bahwa mencipta dan meniupkan ruh tidak ada yang mampu melakukan keduanya kecuali hanya Allah Ta’âlâ.
[Diringkas dari Kitab Penjelasan Ringkas Kitab Tauhid karya Syaikh Shalih Al-Fauzan].
KEWAJIBAN MENGHILANGKAN GAMBAR MAKHLUK BERNYAWA
(Diriwayatkan) oleh Muslim dari Abul Hayyâj, beliau berkata, “Ali radhiyallâhu ‘anhu berkata kepadaku,
أَلَا أَبْعَثُكَ عَلَى مَا بَعَثَنِي عَلَيْهِ رَسُولُ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. أَلَّا تَدَعَ صُورَةً إِلَّا طَمَسْتَهَا، وَلَا قَبْرًا مُشْرِفًا إِلَّا سَوَّيْتَهُ
‘Maukah engkau kuutus untuk suatu (tugas) sebagaimana Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam mengutus diriku untuk (tugas) tersebut? Yaitu: janganlah engkau membiarkan sebuah gambar, kecuali harus engkau hapus, dan janganlah ada suatu kuburan yang ditinggikan, kecuali harus engkau ratakan.’.”
Amirul mukminin Ali bin Abi Thalib menawarkan kepada Abul Hayyâj untuk diarahkan agar melaksanakan perkara penting yang telah Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam arahkan agar dilaksanakan, yaitu:
(1) menghilangkan gambar dan menghapusnya. Karena ada padanya penyamaan dengan ciptaan Allah dan timbulnya fitnah dengan pengagungan terhadapnya. Hal ini bisa menjadikan pelakunya sebagai penyembah berhala.
(2) Juga meratakan kubur yang tinggi sehingga sedatar dengan tanah karena, tentang meninggikan kuburan, terdapat fitnah terhadap pelakunya dan menjadikan mereka sebagai tandingan-tandingan bagi Allah dalam ibadah dan pengagungan.Hadits ini menunjukkan kewajiban menghapus dan memusnahkan gambar.
Faedah Hadits
- 1. Keharaman membuat gambar serta kewajiban menghilangkan dan menghapus gambar dalam segala jenisnya.
- 2. Saling berwasiat dengan kebenaran, memerintahkan kepada yang ma’ruf dan melarang dari yang munkar, serta menyampaikan ilmu.
- 3. Keharaman meninggikan kuburan, baik dengan bangunan maupun dengan selainnya, karena hal itu merupakan sarana yang dapat mengantarkan kepada kesyirikan.
- 4. Kewajiban menghancurkan kubah-kubah yang dibangun di atas kuburan.
- 5. Bahwa membuat gambar adalah sama dengan membangun di atas kuburan, (sama-sama) merupakan sarana yang dapat mengantar¬kan kepada kesyirikan.
[Diringkas dari Kitab Penjelasan Ringkas Kitab Tauhid karya Syaikh Shalih Al-Fauzan].
Sumber:
Fb: Dzulqarnain M.Sunuzi ●
- - - - - - - 〜✽〜 - - - - - - -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar