Rabu, 25 Juni 2014

Perbekalan di Bulan Ramadhan


بِسْـــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم  
●═══════════════●
Penulis : Al-Ustadz Abu Muhammad Fauzan Al-Kutawy

Kedatangan bulan ramadhan adalah sesuatu yang dinantikan oleh segenap kaum muslimin di penjuru dunia dan kegembiraan bagi mereka.
Rasulullah   bersabda:

قد جاءكم رمضان شهر مبارك افترض الله عليكم صيامه تفتح فيه أبواب الجنة ويغلق فيه أبواب الجحيم وتغل فيه الشياطين فيه ليلة خير من ألف شهر من حرم خيرها فقد حرم

“Sungguh telah datang kepada kalian ramadhan bulan yang penuh berkah, Allah mewajibkan terhadap kalian puasa padanya, dibukalah pada bulan tsb pintu-pintu surga dan ditutuplah pintu-pintu neraka serta dibelenggulah para syaithan, padanya terdapat suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan, barangsiapa yang diharamkan dari kebaikannya maka sungguh telah diharamkan”.
Hadits Abu Hurairah -radhiyallahu ‘anhu- riwayat Ahmad dlm Musnadnya (8991)

Demikianlah kedatangan ramadhan yang Allah -Subhanahu Wa Ta’ala- menjanjikan berbagai macam kebaikan didalamnya bagi orang-orang yang memanfaatkan bulan tersebut dengan berbagai macam amalan kebaikan dan ibadah kepada Allah -Subhanahu Wa Ta’ala-.

Namun sebaliknya pula, sungguh Nabi -shalallahu ‘alaihi wa sallam- telah memberitakan kepada kita bahwa akan ada diantara manusia yang akan celaka dan binasa bersamaan dengan keberadaannya dibulan ramadhan tersebut.

Disebutkan dalam hadits Abu Hurairah -radhiyallahu ‘anhu-:
Bahwasanya Nabi -shalallahu ‘alaihi wa sallam- naik keatas mimbar, lalu berkata:
Aamiin (kabulkanlah), Aamiin, Aamiin.
Maka para sahabat bertanya:
Wahai Rasulullah, Apakah yang engkau aamiin kan??
Maka beliau bersabda:
Jibril telah mendatangiku lalu berkata:

رغم أنف امرء جاءه رمضان فلم يغفر له

“Kecelakaanlah bagi seseorang yang datang kepadanya ramadhan lalu berlalu darinya sedangkan dosa-dosanya tidak terampuni”.
Katakanlah wahai Muhammad “Aamiin“, maka akupun mengucapkannya”.
HR. Muslim (2551)

Ternyata adapula orang yang sengsara dengan keberadaannya dibulan penuh berkah ini!!
Ternyata adapula orang yang celaka dengan ramadhannya!!
Ternyata adapula orang yang binasa dibulan mulia ini!!

Oleh sebab itulah hendaklah setiap muslim mempersiapkan sebaik-baiknya perbekalan yang dengannya ia melewati ramadhan mubarokah ini, sehingga ia bisa meraih keberuntungan yang besar yang telah dijanjikan oleh Allah -Subhanahu Wa Ta’ala- dan agar tidak menjadikan ramadhan yang ia lewati sebagai waktu yang sia-sia dan kebinasaan baginya.

Diantara perbekalan dibulan ramadhan yang seharusnya dimiliki seorang muslim adalah sbb:

BEKAL PERTAMA:
KEIMANAN KEPADA ALLAH
Allah -Subhanahu Wa Ta’ala- berfirman:

يآ أيها الذين آمنوا كتب عليكم الصيام كما كتب على الذين من قبلكم لعلكم تتقون (البقرة؛ ١٨٣)

“Wahai orang-orang yang beriman, telah diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana telah diwajibkan kepada orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa”. QS. Al Baqarah; 183.

Dalam ayat yang mulia ini Allah -Tabaraka Wa Ta’ala- menyeru orang-orang yang beriman yaitu orang-orang yang telah memiliki bekal keimanan didalam hati mereka, sehingga merekapun diperintahkan untuk berpuasa dengan dasar keimanan tersebut.
Dari Abu Hurairah -radhiyallahu ‘anhu- berkata:
Rasulullah bersabda:

من صام رمضان إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه

“Barangsiapa yang berpuasa ramadhan dengan dasar keimanan dan mengharap pahala maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”. HR. Muslim

Hadits ini menunjukkan bahwa keutamaan berpuasa itu hanyalah bagi orang-orang yang melakukannya dengan dasar keimanan didalam hatinya.

BEKAL KE-DUA:
KETAKWAAN
Allah -Subhanahu Wa Ta’ala- berfirman:

وتزودوا فإن خير الزاد التقوى (البقرة؛١٩٧)

“Berbekallah kalian, maka sebaik-baik perbekalan adalah ketakwaan”. QS. Al Baqarah; 197.

Maka setiap muslim seharusnya membekali dirinya dengan ketakwaan diperjalanannya menuju keridhaan Allah -azza wa jalla- dan surga-Nya.
Dan ketakwaan kepada Allah adalah dengan cara menjalankan perintah Allah diatas petunjuk-Nya dan meninggalkan seluruh perkara yang dilarang oleh Allah -Subhanahu Wa Ta’ala- dengan mengharapkan pahala dan takut terhadap siksa-Nya.

Seorang yang berpuasa namun tidak didasari ketakwaan kepada Allah -azza wa jalla- hanyalah akan mendapatkan letih dan dahaga semata dengan puasanya tersebut.
Rasulullah -shalallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:

من لم يدع قول الزور والعمل به فليس لله حاجة أن يدع طعامه وشرابه

“Barangsiapa yang tidak meninggalkan ucapan dusta dan beramal dengannya maka Allah tidaklah butuh untuk dia meninggalkan makan dan minumnya”.
Dan Allah -Subhanahu Wa Ta’ala- berfirman:

إنما يتقبل الله من المتقين

“Sesungguhnya Allah hanya akan menerima dari orang-orang yang bertakwa”.

BEKAL KE-TIGA:
I  L  M  U
Yaitu : mengetahui hukum-hukum yang berkaitan dengan puasa dan ibadah lainnya dibulan ramadhan tersebut, dan seorang yang tidak mengetahui hukum-hukum seputar ibadah yang ia akan kerjakan maka dikhawatirkan ia akan terjatuh kepada perkara-perkara yang bisa membatalkan amalan tersebut atau yang mengurangi pahala dan keutamaannya.
Dari Jabir -radhiyallahu ‘anhu- berkata:

Bahwasanya Nabi -shalallahu ‘alaihi wa sallam- keluar dihari fathu Makkah (pembukaan kota mekkah) pada bulan ramadhan dan beliau dan para sahabatnya dalam keadaan berpuasa hingga sesampainya di Kura’ Ghamiim (nama suatu tempat) maka beliaupun minum sampai para sahabat melihat beliau berbuka, maka setelah itu diberitakanlah kepada beliau bahwa ada sekelompok orang yang tetap berpuasa, 
Maka beliau bersabda:

أولئك العصاة أولئك العصاة

“Mereka itu bermaksiat, mereka itu bermaksiat”. HR. Muslim

Dalam riwayat lain disebutkan bahwa para sahabat berkerumun melihat keadaan seseorang yang terkapar, 
Maka Nabi -shalallahu ‘alaihi wa sallam- bertanya:
Ada apa dengannya??
Para sahabat menjawab:
Seorang yang berpuasa wahai Rasulullah.
Maka beliau bersabda:

ليس من البر الصيام في السفر

“Bukanlah merupakan suatu kebaikan berpuasa disafar (perjalanan)”.
Lihatlah keadaan orang-orang yang pada waktu itu belum memiliki pemahaman tentang hukum berpuasa ketika safar (perjalanan) yang meletihkan, sehingga mereka beramal dengan sesuatu yang membahayakan diri mereka sendiri dan tidak mendapatkan keutamaan dengan puasanya tersebut.

Wallohul musta’an.

Namun setelah itu Nabi -shalallahu ‘alaihi wa sallam- memberikan ilmu dan pelajaran kepada mereka sehingga setelah itu merekapun beramal dengan pelajaran dan ilmu tersebut.

BEKAL KE-EMPAT:
KESABARAN
Makan, minum dan jima’ adalah perkara yang disenangi seseorang secara fitrohnya, maka tatkala hal tersebut ditahan dari seseorang maka dibutuhkan kesabaran padanya untuk bisa melaksanakan perintah tersebut dengan ikhlas kepada Allah -azza wa jalla-.
Allah -Subhanahu Wa Ta’ala- berfirman:

يآ أيها الذين آمنوا استعينوا بالصبر والصلاة إن الله مع الصابرين (البقرة؛ ١٥٣)

“Wahai orang-orang yang beriman, mintalah kalian pertolongan dengan bersabar dan shalat, sesungguhnya Allah bersama dengan orang-orang yang bersabar”. QS. Al Baqarah; 153.

Tanpa kesabaran maka seorang tak akan lolos menghadapi ibadah dibulan ramadhan ini.
Dari Abu Hurairah -radhiyallahu ‘anhu- :

Datanglah seorang laki-laki kepada Nabi -shalallahu ‘alaihi wa sallam- dan berkata:
Wahai Rasulullah, binasalah aku
Maka Nabi -shalallahu ‘alaihi wa sallam- menjawab:
“Apakah yang menyebabkan engkau binasa??”
Iapun menjawab:
Aku telah melakukan jima’ dengan istriku disiang ramadhan
Maka Nabi -shalallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:
“Apakah engkau mampu membebaskan seorang budak??”
Iapun menjawab:  Tidak
Nabi pun bersabda:

“Apakah engkau mampu berpuasa dua bulan berturut-turut??”
Ia menjawab:  Tidak
Nabi pun bersabda:

“Apakah engkau bisa memberi makan enam puluh orang miskin??”
Iapun menjawab: Tidak
Kemudian Nabi -shalallahu ‘alaihi wa sallam- duduk dan didatangkanlah sewadah korma kepada Nabi -shalallahu ‘alaihi wa sallam- 
lalu Beliau bersabda:
“Bersedekahlah dengan ini”
Orang tersebut menjawab:
Apakah ada orang yang lebih fakir daripada kami?? Tidak ada diantara rumah dikampung ini yang lebih butuh daripada kami

Maka Nabi -shalallahu ‘alaihi wa sallam- tertawa hingga kelihatan gigi taringnya, 
lalu Beliau bersabda:

“Pergilah dan berilah makan keluargamu dengannya”. Muttafaqun ‘alaih.

Hadits ini tentu memberikan pelajaran bagi kita untuk mempersiapkan bekal kesabaran dalam menghadapi amalan dibulan ramadhan, karena jika seorang terlepas dari bentuk kesabaran maka ia terlepas dari kebaikan dan keutamaan amalan tersebut.

Dari Abu Hurairah -radhiyallahu ‘anhu- berkata:
Rasulullah -shalallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:
Allah -azza wa jalla- berfirman:

كل عمل ابن آدم يضاعف الحسنة عشر أمثالها إلى سبعمائة ضعف إلا الصيام فإنه لي وأنا أجزي به يدع طعامه وشرابه وشهوته من أجلي

“Setiap amalan anak cucu Adam itu akan dilipat gandakan dengan sepuluh kali lipat kebaikannya hingga tujuh ratus kali lipat, kecuali puasa, karena ia untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya, ia telah meninggalkan makanannya, minumannya dan syahwatnya karena Aku”. HR. Muslim

Dalam keterangan ini jelas menunjukkan bahwasanya Allah -Subhanahu Wa Ta’ala- membalas dan memberikan keutamaan kepada mereka disebabkan kesabaran mereka dalam menahan lapar dan dahaganya karena Allah -Subhanahu Wa Ta’ala- sehingga merekapun meraih keberuntungan yang sangat besar tersebut.
Allah -Subhanahu Wa Ta’ala- berfirman:

إنما يوفى الصابرون أجرهم بغير حساب

“Sesungguhnya Allah akan memenuhi pahala orang-orang yang bersabar itu dengan tanpa perhitungan”.

BEKAL KELIMA :
KEJUJURAN
Ibadah dibulan ramadhan adalah amalan besar disisi Allah -Subhanahu Wa Ta’ala-, oleh sebab itu dibutuhkan kejujuran dalam pelaksanaannya sehingga kebaikan dan keutamaan ibadah tersebut bisa diraih oleh seseorang, karena kejujuran adalah merupakan pangkal dari seluruh kebaikan dan demikian pula kedustaan adalah pangkal dari seluruh kejelekan.

Dari Ibnu Mas’ud -radhiyallahu ‘anhu- berkata:
Rasulullah -shalallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:

عليكم بالصدق فإن الصدق يهدي إلى البر وإن البر يهدي إلى الجنة وما يزال الرجل يصدق حتى يكتب عند الله صديقا، وإياكم والكذب فإن الكذب يهدي إلى الفجور وإن الفجور يهدي إلى النار وما يزال الرجل يكذب حتى يكتب عند الله كذابا

“Hendaklah kalian jujur, karena sesungguhnya kejujuran itu mengantarkan kepada kebaikan, dan sesungguhnya kebaikan itu mengantarkan kesurga, dan terus menerus seorang itu berbuat jujur hingga Allah mencatat disisinya sebagai seorang yang jujur, dan hati-hati kalian dari kedustaan, karena sesungguhnya kedustaan itu mengantarkan kepada kenistaan, dan sesungguhnya kenistaan itu mengantarkan keneraka, dan sesungguhnya seseorang terus menerus berdusta hingga dicatat disisi Allah sebagai seorang pendusta”.  Muttafaqun ‘alaih.

Dan kedustaan juga akan memberikan pengaruh jelek pada ibadah seorang dibulan ramadhan ini.
Nabi -shalallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:

من لم يدع قول الزور والعمل به فليس لله حاجة أن يدع طعامه وشرابه

“Barangsiapa yang tidak meninggalkan ucapan dusta dan beramal dengannya maka Allah tidaklah butuh untuk dia meninggalkan makan dan minumnya”.

BEKAL KE-ENAM:
KESUNGGUHAN
Sebagaimana kita ketahui bahwa ramadhan adalah bulan ibadah dan bersegera dalam amalan-amalan kebaikan, maka untuk mendapatkan keberhasilan dan keberuntungan dalam menghadapi ramadhan tersebut dibutuhkan usaha dan kesungguhan yang lebih dari hari-hari sebelumnya.

Dan Allah -Subhanahu Wa Ta’ala- menjanjikan keberhasilan dalam suatu perkara itu dengan kesungguhan dalam menempuhnya.
Allah -Subhanahu Wa Ta’ala- berfirman:

والذين جاهدوا فينا لنهدينهم سبلنا

“Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh dijalan kami maka Kami akan berikan petunjuk kejalan Kami tersebut”.

Maka marilah kita melihat bagaimanakah amalan hamba termulia yaitu Rasulullah -shalallahu ‘alaihi wa sallam- pada bulan ramadhannya.
Dari Aisyah -radhiyallahu ‘anha- berkata:

كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يجتهد في رمضان ما لا يجتهد في غيره

“Adalah Rasulullah -shalallahu ‘alaihi wa sallam- bersungguh-sungguh pada bulan ramadhan dengan kesungguhan yang tidak pernah sebelumnya beliau kerahkan”.  HR. At Tirmidzi
Dari Aisyah -radhiyallahu ‘anha- berkata:

كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا دخل العشر أحيا الليل وأيقظ أهله وجد وشد المئزر

“Adalah Rasulullah -shalallahu ‘alaihi wa sallam- jika memasuki sepuluh terakhir ramadhan beliaupun menghidupkan malamnya, membangunkan keluarganya dan memperkuat ikatan sarungnya”.  HR. Muslim.

Demikianlah kriteria seorang yang berhasil dan beruntung dengan ramadhannya, yaitu dengan mengerahkan kesungguhan dan usaha keras, bukan dengan bersantai-santai atau melakukan amalan-amalan yang sia-sia.

Wallohul musta’an.

Inilah beberapa perbekalan yang seharusnya dimiliki oleh seorang muslim dalam memasuki bulan ramadhan yang mubarokah ini.
Dan tentunya masih banyak perbekalan-perbekalan yang dibutuhkan oleh seorang muslim dibulan ramadhan ini diantaranya:

BEKAL KE- TUJUH:
MUROQOBATULLAH
(MERASA DIAWASI OLEH الله (ALLAH) )

BEKAL KE- DELAPAN:
IKHLAS

BEKAL KE-SEMBILAN:
BERTAUBAT &  KEMBALI KEPADA الله [Allah]

BEKAL KE- SEPULUH:
TAWAKKAL

BEKAL KE-SEBELAS:
HARTA

BEKAL KE-DUABELAS:
KEKUATAN
Namun karena keterbatasan waktu dan kesempatan yang kami miliki maka kami belum sempat menyebutkan pendalilan dan penjelasan perkara-perkara tersebut.

Mudah-mudahan dengan penjelasan yang ringkas ini bisa memacu diri-diri kita untuk mempersiapkan perbekalan untuk menghadapi bulan yang penuh berkah ini.

Wallahu Ta’ala a’lam bishowwab.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar