Rabu, 13 Juli 2016
BUMI BULAT, TIDAK BERGERAK DAN MATAHARI MENGELILINGINYA
✍🏼 _*Ustadz Sofyan Chalid bin Idham Ruray*_ _Hafidzahullah_
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
_*ULAMA ISLAM SEPAKAT; BENTUK BUMI BULAT, TIDAK BERGERAK DAN MATAHARI BERPUTAR MENGELILINGINYA*_
✅ *KESEPAKATAN ULAMA ISLAM ADALAH KEBENARAN*
_*Allah azza wa jalla berfirman,*_
وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّى وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ وَسَاءَتْ مَصِيرًا
“Dan barang siapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasinya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahanam, dan Jahanam itu seburuk-buruk tempat kembali.” _[An-Nisa: 115]_
_*Asy-Syaikh Al-Mufassir Abdur Rahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullah berkata,*_
وقد استدل بهذه الآية الكريمة على أن إجماع هذه الأمة حجة وأنها معصومة من الخطأ.
ووجه ذلك: أن الله توعد من خالف سبيل المؤمنين بالخذلان والنار، و {سبيل المؤمنين} مفرد مضاف يشمل سائر ما المؤمنون عليه من العقائد والأعمال. فإذا اتفقوا على إيجاب شيء أو استحبابه، أو تحريمه أو كراهته، أو إباحته – فهذا سبيلهم، فمن خالفهم في شيء من ذلك بعد انعقاد إجماعهم عليه، فقد اتبع غير سبيلهم.
“Dalam ayat yang mulia ini terdapat pendalilan bahwa ijma’ umat ini adalah hujjah, dan bahwa ia maksum (terjaga) dari kesalahan.
Sisi Pendalilannya: Bahwa Allah telah mengancam siapa yang menyelisihi jalan kaum mukminin dengan kehinaan dan neraka, dan jalan kaum mukminin dalam ayat ini dalam bentuk mufrod mudhof (satu kata yang disandarkan) sehingga maknanya mencakup seluruh keyakinan dan amalan kaum mukminin, apabila mereka telah sepakat untuk mewajibkan sesuatu, atau mensunnahkannya, atau mengharamkannya, atau memakruhkannya, atau membolehkannya maka itulah jalan mereka, barangsiapa menyelisihi satu perkara saja setelah terjadinya ijma’ maka ia telah mengikuti selain jalannya kaum mukminin.” _[Taisirul Kaarimir Rahman fi Tafsiri Kalaamil Mannan, hal. 202]_
_*Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,*_
إِنَّ اللَّهَ لاَ يَجْمَعُ أُمَّتِي عَلَى ضَلاَلَةٍ، وَيَدُ اللهِ مَعَ الجَمَاعَةِ
“Sesungguhnya Allah tidak akan menyatukan umatku di atas kesesatan, dan tangan Allah bersama jama’ah.” _[HR. At-Tirmidzi dari Ibnu Umar radhiyallahu’anhuma, Shahihul Jaami’: 1848]_
Berikut ini kami sebutkan tiga permasalahan yang dianggap oleh sebagian ulama sebagai perkara yang disepakati oleh seluruh ulama Islam:
✅ *[PERTAMA] ULAMA ISLAM SEPAKAT: BENTUK BUMI BULAT*
_*Al-Imam Ibnu Hazm rahimahullah berkata,*_
إِن أحدا من أَئِمَّة الْمُسلمين الْمُسْتَحقّين لاسم الْإِمَامَة بِالْعلمِ رَضِي الله عَنْهُم لم ينكروا تكوير الأَرْض وَلَا يحفظ لأحد مِنْهُم فِي دَفعه كلمة بل الْبَرَاهِين من الْقُرْآن وَالسّنة قد جَاءَت بتكويرها
“Sungguh tidak ada seorang pun ulama kaum muslimin yang berhak menyandang gelar keimaman dalam ilmu agama -semoga Allah meridhoi mereka- yang mengingkari pendapat bundarnya bumi. Tidak dihapal satu kalimat pun dari para ulama tersebut yang menolaknya. Bahkan bukti-bukti dari Al-Qur’an dan As-Sunnah telah menerangkan bahwa bumi itu bulat.” _[Al-Fashl fil Milal wal Ahwa wan Nihal, 2/78]_
_*Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah menyebutkan,*_
أجمعوا على أن الأرض بجميع أجزائها من البر والبحر مثل الكرة
“Ulama sepakat bahwa bumi dengan seluruh bagiannya, baik daratan maupun lautan, bentuknya seperti bola.” _[Majmu’ Al-Fatawa, 25/195. Lihat juga Ash-Showaa’iq Asy-Syadiidah ‘ala Atbaa’il Haihatil Jadidah karya Asy-Syaikh Hamud At-Tuwaijiri rahimahullah, hal. 39]_
➡ *DIANTARA DALIL WAHYU YANG MENUNJUKKAN BENTUK BUMI BULAT*
_*Allah ta’ala berfirman,*_
يُكَوِّرُ اللَّيْلَ عَلَى النَّهَارِ وَيُكَوِّرُ النَّهَارَ عَلَى اللَّيْلِ
“Allah menggulung malam ke dalam siang dan menggulung siang ke dalam malam.” _[Az-Zumar: 5]_
_*Al-Imam Ibnu Hazm rahimahullah berkata,*_
وَهَذَا أوضح بَيَان فِي تكوير بَعْضهَا على بعض مَأْخُوذ من كور الْعِمَامَة وَهُوَ إدارتها وَهَذَا نَص على تكوير الأَرْض ودوران الشَّمْس كَذَلِك
“Ayat ini adalah penjelasan yang paling terang bahwa siang dan malam digulung. Diambil dari kata yang semakna, yaitu: Menggulung sorban, artinya menggulung dengan cara diputar. Maka ini adalah nash yang menunjukkan bundarnya bumi dan berputarnya matahari juga demikian.” _[Al-Fashl fil Milal wal Ahwa wan Nihal, 2/78]_
_*Asy-Syaikh Ibnul ‘Utsaimin rahimahullah berkata,*_
والتكوير جعل الشيء كالكور مثل كور العمامة ومن المعلوم أن الليل والنهار يتعاقبان على الأرض وهذا يقتضي أن تكون الأرض كروية
“Menggulung artinya menjadikan sesuatu seperti gulungan, contohnya gulungan sorban. Dan telah dimaklumi bahwa siang dan malam selalu berganti menutupi bumi, maka konsekuensinya bermakna bahwa bumi itu berbentuk bulat.” _[Fatawa Nur ‘alad Darbi, 24/2 – Asy-Syaamilah]_
Disebutkan dalam fatwa ulama besar Ahlus Sunnah wal Jama’ah di masa ini,
الأرض كروية الكل مسطحة الجزء
“Bumi secara keseluruhan berbentuk bundar, namun sebagiannya datar.” _[Fatawa Al-Lajnah Ad-Daaimah, 26/414 no. 9544]_
➡ *DIANTARA DALIL KENYATAAN DAN AKAL SEHAT YANG MENUNJUKKAN BENTUK BUMI BULAT*
_*Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,*_
وَيَدُلُّ عَلَيْهِ أَنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالْكَوَاكِبَ لَا يُوجَدُ طُلُوعُهَا وَغُرُوبُهَا عَلَى جَمِيعِ مَنْ فِي نَوَاحِي الْأَرْضِ فِي وَقْتٍ وَاحِدٍ بَلْ عَلَى الْمَشْرِقِ قَبْلَ الْمَغْرِبِ
“Dan yang menunjukkan bahwa bumi itu balat adalah matahari, bulan dan bintang-bintang tidak terbit dan terbenam terhadap semua orang di seluruh penjuru bumi dalam waktu bersamaan, akan tetapi terbit di Timur dulu sebelum ke Barat.” _[Majmu’ Al-Fatawa, 25/195]_
_*Asy-Syaikh Ibnul ‘Utsaimin rahimahullah berkata,*_
وأما دلالة الواقع فإن هذا قد ثبت فإن الرجل إذا طار من جدة مثلاً متجهاً إلي الغرب خرج إلى جدة من الناحية الشرقية إذا كان على خط مستقيم وهذا شيء لا يختلف فيه اثنان وأما كلام أهل العلم فإنهم ذكروا أنه لو مات رجل بالمشرق عند غروب الشمس ومات آخر بالمغرب عند غروب الشمس وبينهما مسافة فإن من مات بالمغرب عند غروب الشمس يرث من مات بالمشرق عند غروب الشمس إذا كان من ورثته فدل هذا على أن الأرض كروية لأنها لو كانت الأرض سطحية لزم أن يكون غروب الشمس عنها من جميع الجهات في آن واحد وإذا تقرر ذلك فإنه لا يمكن لأحد إنكاره
“Adapun dalil kenyataan maka sungguh itulah kenyataannya, karena apabila seseorang terbang dengan pesawat misalkan dari Jeddah ke arah Barat maka ia akan keluar ke Jeddah kembali dari arah Timur apabila ia berada di atas satu garis lurus, dan ini adalah sesuatu yang disepakati. Adapun ucapan ulama, maka para ulama telah menyebutkan bahwa apabila seseorang wafat di Timur ketika matahari tenggelam dan seseorang yang lain wafat di Barat juga ketika matahari tenggelam, maka diantara keduanya terdapat jarak tempuh, sehingga yang wafat di Barat setelah terbenam matahari dialah yang berhak mewarisi yang wafat di Timur setelah terbenam matahari (karena yang duluan wafat adalah yang di Timur, karena matahari lebih dulu terbenam di bagian Timur), jika ia termasuk ahli warisnya. Oleh karena itu, hal ini menunjukkan bahwa bumi berbentuk bundar, karena apabila bentuk bumi itu datar maka terbenamnya matahari di semua penjuru bumi akan terjadi pada waktu yang bersamaan. Dan apabila ini sudah jelas, tidak mungkin ada seorang pun yang dapat mengingkarinya.” _[Fatawa Nur ‘alad Darbi, 24/2 – Asy-Syaamilah]_
✅ *[KEDUA] ULAMA ISLAM SEPAKAT: BUMI TIDAK BERGERAK*
_*Asy-Syaikh Abdul Qohir bin Thohir Al-Baghdadi rahimahullah berkata,*_
وَأَجْمعُوا على وقُوف الارض وسكونها وان حركتها انما تكون بِعَارِض يعرض لَهَا من زَلْزَلَة وَنَحْوهَا
“Ulama sepakat bahwa bumi diam dan tidak bergerak, adapun pergerakannya hanyalah apabila ada sesuatu yang menimpanya seperti gempa bumi dan yang semisalnya.” _[Al-Farqu baynal Firoq wa Bayaanul Firqotin Naajiyah, hal. 318]_
➡ *DIANTARA DALIL YANG MENUNJUKKAN BUMI TIDAK BERGERAK*
_*Allah ta’ala berfirman,*_
أَلَمْ نَجْعَلِ الأرْضَ مِهَادًا
“Tidakkah Kami telah menjadikan bumi sebagai hamparan?” _[An-Naba’: 6]_
_*Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata,*_
{أَلَمْ نَجْعَلِ الأرْضَ مِهَادًا} ؟ أَيْ: مُمَهَّدَةٌ لِلْخَلَائِقِ ذَلُولا لَهُمْ، قَارَّةً سَاكِنَةً ثَابِتَةً
“Tidakkah Kami telah menjadikan bumi sebagai hamparan? Maknanya: Disiapkan serta ditundukkan untuk kemaslahatan makhluk, dalam keadaan bumi itu diam, tidak bergerak dan tetap.” _[Tafsir Ibnu Katsir, 8/302]_
Disebutkan dalam fatwa ulama besar Ahlus Sunnah masa ini,
فإن الأرض ثابتة قارة
“Sesungguhnya bumi itu tetap (diam), tidak bergerak.” _[Fatawa Al-Lajnah Ad-Daaimah, 26/415 no. 18647]_
✅ *[KETIGA] ULAMA ISLAM SEPAKAT: MATAHARI BERPUTAR (MENGELILINGI BUMI)*
_*Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,*_
وَقَدْ ثَبَتَ بِالْكِتَابِ وَالسُّنَّةِ وَإِجْمَاعِ عُلَمَاءِ الْأُمَّةِ أَنَّ الْأَفْلَاكَ مُسْتَدِيرَةٌ
“Telah tetap berdasarkan Al-Qur’an, As-Sunnah dan ijma’ ulama bahwa benda-benda langit itu berputar.” _[Majmu’ Al-Fatawa, 25/193]_
➡ *DIANTARA DALIL YANG MENUNJUKKAN MATAHARI BERPUTAR MENGELILINGI BUMI*
_*Allah ta’ala berfirman,*_
وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ
“Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing beredar pada garis edarnya.” _[Al-Anbiya’: 33]_
_*Allah ta’ala juga berfirman,*_
لَا الشَّمْسُ يَنْبَغِي لَهَا أَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا اللَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ وَكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ
“Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.” _[Yasin: 40]_
_*Asy-Syaikh Ibnul Utsaimin rahimahullah berkata,*_
ظاهر الأدلة الشرعية تثبت أن الشمس هي التي تدور على الأرض، وبدورتها يحصل تعاقب الليل والنهار على سطح الأرض وليس لنا أن نتجاوز ظاهر هذه الأدلة إلا بدليل أقوى من ذلك يسوغ لنا تأويلها عن ظاهرها
“Zhahir (yang nampak jelas dari) dalil-dalil syari’at, menetapkan bahwa matahari yang berputar mengelilingi bumi, dan dengan perputarannya terjadilah pergantian malam dan siang di atas permukaan bumi. Dan tidak sepatutnya bagi kita untuk melampaui zhahir (yang nampak jelas dari) dalil-dalil ini kecuali dengan dalil yang lebih kuat yang membolehkan kita untuk menafsirkannya hingga keluar dari zhahir-nya.” _[Majmu Fatawa war Rosaail, 1/73]_
➡ *NASIHAT ULAMA BESAR AHLUS SUNNAH WAL JAMA’AH UNTUK PARA GURU PELAJARAN GEOGRAFI*
يجب على مدرس الجغرافيا إذا عرض على الطلاب نظرية الجغرافيين حول ثبوت الشمس ودوران الأرض عليها – أن يبين أن هذه النظرية تتعارض مع الآيات القرآنية والأحاديث النبوية، وأن الواجب الأخذ بما دل عليه القرآن والسنة، ورفض ما خالف ذلك، ولا بأس بعرض نظرية الجغرافيين من أجل معرفتها والرد عليها كسائر المذاهب المخالفة، لا من أجل تصديقها والأخذ بها
“Wajib atas guru pelajaran Geografi apabila menjelaskan kepada siswa-siswa tentang teori para ahli Geografi seputar diamnya matahari dan berputarnya bumi, hendaklah ia menjelaskan bahwa teori ini bertentangan dengan ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi, maka wajib mengambil petunjuk Al-Qur’an dan As-Sunnah, dan menolak pendapat yang menyelisihinya. Dan tidak mengapa menyampaikan teori para ahli Geografi tersebut untuk sekedar mengetahuinya dan membantahnya, sebagaimana pendapat-pedapat yang menyimpang lainnya wajib dibantah, bukan untuk membenarkannya dan mengambilnya.” _[Fatawa Al-Lajnah Ad-Daaimah, 26/414-415 no. 15255]_
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم
_Sumber;_
http://sofyanruray.info/ulama-islam-sepakat-bentuk-bumi-bulat-tidak-bergerak-dan-matahari-mengelilinginya/
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar