https://rumaysho.com/2314-bentuk-jual-beli-yang-terlarang-1.html
https://rumaysho.com/2363-bentuk-jual-beli-yang-terlarang-2.html
https://rumaysho.com/2410-bentuk-jual-beli-yang-terlarang-3.html
https://rumaysho.com/2414-bentuk-jual-beli-yang-terlarang-4.html
Kamis, 27 Desember 2018
Rabu, 03 Oktober 2018
Hukum isbal {menjulurkan pakaian melewati mata kaki bagi lelaki}
بسم الله الرحمن الرحيم
Ma'bar 25 dzul-qa'dah 1439 hijriah
{حكم ﺇﺳﺒﺎﻝ اﻟﺜﻴﺎﺏ ﻟﻠﺮﺟﺎﻝ
Hukum isbal {menjulurkan pakaian melewati mata kaki bagi lelaki}
عَنْ ابْنِ عُمَرَ رضى الله عنهما ﻗﺎﻝ قال أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمََ لَا يَنْظُرُ اللَّهُ إِلَى مَنْ جَرَّ ثَوْبَهُ خُيَلَاءَ ﻣﺘﻔﻖ ﻋﻠﻴﻪ.
Dari Ibnu Umar-radliallãhu ánhumã ia berkata Rasulullãh-shallallãhu álahi wasallam-bersabda:{Allãh tidak akan melihat orang yang memanjangkan pakaiannya karena sombong} muttafaqun álaihi
ﺗﺨﺮﻳﺞ اﻟﺤﺪﻳﺚ:ﺣﺪﻳﺚ اﺑﻦ ﻋﻤﺮ (ﺭﻭاﻩ اﻟﺒﺨﺎﺭﻱ ﻭﻣﺴﻠﻢ.
Pembahasan hadits:hadits ibnu umar diriwayatkan oleh Bukhariy dan Muslim
ﻓﻘﻪ اﻟﺤﺪﻳﺚ:ﻣﺴﺄﻟﺔ: ﺇﺳﺒﺎﻝ اﻟﺜﻴﺎﺏ ﻟﻠﺮﺟﺎﻝ.
figih hadits:permasalahan isbalnya pakaian bagi seorang lelaki
ﺃﺟﻤﻊ اﻟﻌﻠﻤﺎء ﻋﻠﻰ ﺃﻧﻪ ﻻ ﻳﺠﻮﺯ ﻟﻠﺮﺟﻞ ﺃﻥ ﻳﻄﻴﻞ ﺛﻮﺑﻪ ﺇﻟﻰ اﻷﺭﺽ ﺑﻄﺮا، ﻭﺇﻋﺠﺎﺑﺎ، ﻭﻛﺒﺮا
Para ulama telah bersepakat bahwasanya tidaklah boleh bagi seorang lelaki untuk memanjangkan pakaiannya ketanah karena sombong,angkuh,bangga diri,
ﻓﻘﺪ ﻗﺎﻝ رسول الله صلى الله عليه وسلم: «ﻻ ﻳﻨﻈﺮ اﻟﻠﻪ-ﺃﻱ ﻧﻈﺮ ﺭﺣﻤﺔ ﻭﺇﺣﺴﺎﻥ-ﺇﻟﻰ ﻣﻦ ﺟﺮ ﺛﻮﺑﻪ-ﺃﻱ ﺃﻃﺎﻟﻪ ﺣﺘﻰ ﻟﻤﺲ اﻷﺭﺽ-ﺧﻴﻼء-ﺃﻱ ﺑﻄﺮا ﺃﻭ ﺇﻋﺠﺎﺑﺎ ﺃﻭ ﻛﺒﺮا-»
Dan Rasulullãh-shallallãhu álahi wasallam-bersabda {Allah tidak akan melihat-yakni pandangan rahmat dan kebaikan-kepada seseorang yang menjulurkan pakaiannya-yakni memanjakkan pakaiannya hingga menyentuh tanah-Khuyala'{sombong,angkuh,bangga diri}
ﻭاﺧﺘﻠﻔﻮا ﻓﻲ ﻣﻦ ﺟﺮﻩ ﻟﻐﻴﺮ ﺧﻴﻼء، ﻛﺘﺴﺎﻫﻞ ﺃﻭ ﻋﺎﺩﺓ.
Dan mereka berselisisih pendapat bagi siapa yang menjulurkan pakaiannya bukan karena sombong semisal karena bermudah-mudahan atau karena kebiasaan
ﻓﻤﺬﻫﺐ ﺟﻤﻬﻮﺭ اﻟﻌﻠﻤﺎء ﺃﻧﻪ ﻣﻜﺮﻭﻩ ﻭﻻ ﻳﺤﺮﻡ، ﻓﻤﺎ ﺟﺎء ﻣﻦ اﻟﻮﻋﻴﺪ ﻓﻲ ﺇﺳﺒﺎﻝ اﻟﺜﻮﺏ ﻓﻬﻮ ﻳﺤﻤﻞ ﻋﻠﻰ ﻣﻦ ﺃﻃﺎﻟﻪ ﺧﻴﻼء ﻛﻤﺎ ﺟﺎء ﻣﻘﻴﺪا ﺑﺬﻟﻚ ﻓﻲ ﺑﻌﺾ اﻷﺣﺎﺩﻳﺚ.
Jumhur {kebanyakan} ulama berpendapat akan makruhnya bukan haram,adapun hadits yang berisi ancaman bagi yang mengisbalkan pakaiannya diarahkan kepada siapa yang memanjangkan pakaiannya karena sombong sebagai mana dalam sebagian hadits yang disebutkan secara khusus berkaitan dengan yang sombong
ﻭﻳﺪﻝ ﻋﻠﻴﻪ ﻣﺎ ﻓﻲ اﻟﺼﺤﻴﺤﻴﻦ، ﺃﻥ ﺃﺑﺎ ﺑﻜﺮ - ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ - ﺫﻛﺮ ﻟﻠﻨﺒﻲ صلى الله عليه وسلم ﺃﻥ ﺛﻮﺑﻪ ﻳﺴﺘﺮﺧﻲ ﻓﻘﺎﻝ: «ﻟﻪ ﺇﻧﻚ ﻟﺴﺖ ﺗﺼﻨﻊ ﺫﻟﻚ ﺧﻴﻼء»،
Dan hal tersebut ditunjukkan hadits dalam Bukhariy dan Muslim bahwasanya Abu bkr-radliallãhu ánhu-menyebutkan kepada Nabi-shallallãhu àlaihi wasallam bahwa pakaiannya terjulur maka Nabipun berkata kepadanya "Sesungguhnya kamu melakukan itu bukan bermaksud sombong"
ﻓﺄﺟﺎﺯ ﻷﺑﻲ ﺑﻜﺮ - ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ - ﺇﺳﺒﺎﻝ اﻹﺯاﺭ ﻷﻧﻪ ﻟﻢ ﻳﺠﺮﻩ ﺧﻴﻼء.
Maka Nabi membolehkan bagi Abu Bakar-radliallãhu ánhu- menjulurkan pakaiannya sebab ia melakukannya bukan karena sombong
ﻭﺫﻫﺐ ﺟﻤﺎﻋﺔ ﻣﻦ ﻓﻘﻬﺎء اﻟﻤﺬاﻫﺐ ﻛﺎﺑﻦ ﺗﻴﻤﻴﺔ ﻭاﺑﻦ ﺣﺰﻡ ﻭاﺑﻦ اﻟﻌﺮﺑﻲ ﻭاﺑﻦ ﺣﺠﺮ ﺇﻟﻰ ﺗﺤﺮﻳﻢ ﺫﻟﻚ،
Dan sekelompok dari ahli fiqih madzhab semisal Ibnu Taimiyyah,ibnu Hazmin,Ibnul Arabiy dan Ibnu Hajar akan pengharaman hal tersebut
ﻭﻫﻮ ﺭﻭاﻳﺔ ﻟﻹﻣﺎﻡ ﺃﺣﻤﺪ، ﻭاﺧﺘﺎﺭﻩ اﺑﻦ ﺑﺎﺯ ﻭاﻷﻟﺒﺎﻧﻲ ﻭاﺑﻦ ﻋﺜﻴﻤﻴﻦ ﻭاﻟﻮاﺩﻋﻲ؛ ﻟﻌﻤﻮﻡ ﻗﻮﻟﻪ صلى الله عليه وسلم: «ﻣﺎ ﺃﺳﻔﻞ ﻣﻦ اﻟﻜﻌﺒﻴﻦ ﻓﻔﻲ اﻟﻨﺎﺭ»، ﺭﻭاﻩ اﻟﺒﺨﺎﺭﻱ ﻣﻦ ﺣﺪﻳﺚ ﺃﺑﻲ ﻫﺮﻳﺮﺓ - ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ -،ﻭﻫﺬا اﻟﻮﻋﻴﺪ ﺑﺤﺼﻮﻝ اﻟﻌﺬاﺏ ﻟﻬﺬا اﻟﺠﺰء ﻣﻦ اﻟﺒﺪﻥ ﻓﻲ ﺣﻖ ﻣﻦ ﺃﺳﺒﻞ ﺛﻮﺑﻪ ﻣﻦ ﻏﻴﺮ ﺧﻴﻼء،
Dan ini adalah riwayat dari Imam Ahmad dan merupakan pilihan dari Ibnu Baz,Al-Albãniy,Utsaimin dan Al-Wãdiíy berdasarkan keumuman sabdanya shallallãhu àlaihi wasallam {maka apa yang berada dibawah mata kaki maka tempatnya di neraka} riwayat Bukhariy dari hadits Abu Khurairah-radliallãhu ánhu
Dan ancaman ini berupa azab pada bagian dari badan bagi siapa yang menjulurkan pakaiannya tanpa sombong
ﻭﺃﻣﺎ ﻣﻦ ﺃﺳﺒﻠﻪ ﺧﻴﻼء ﻓﺎﻟﻌﺬاﺏ ﻓﻲ ﺣﻘﻪ ﺃﻛﺒﺮ ﻭﺃﻋﻈﻢ، ﻭﻫﻮ ﺃﻥ اﻟﻠﻪ ﻻ ﻳﻨﻈﺮ ﺇﻟﻴﻪ ﻭﻻ ﻳﻜﻠﻤﻪ ﻭﻻ ﻳﺰﻛﻴﻪ ﻳﻮﻡ اﻟﻘﻴﺎﻣﺔ، ﻛﻤﺎ ﺛﺒﺖ ﻋﻦ اﻟﻨﺒﻲ صلى الله عليه وسلم، ﻓﺎﻟﻮﻋﻴﺪ ﻓﻴﻪ ﺷﺪﻳﺪ، ﻓﻬﻮ ﻣﻦ اﻟﻜﺒﺎﺋﺮ.
Adapun yang menjulurkan pakaiannya karena sombong maka azab baginya lebih besar dan keras yaitu Allãh tidak melihat kepadanya dan tidak berbicara kepadanya dan tidak mensucikannya pada hari kiamat,sebagaimana telah tetap dari Nabi-shallallãhu àlaihi wasallam,maka ancaman pada pelakunya adalah ancaman yang keras dan ia termasuk dosa besar
ﻭﻣﻤﺎ ﻳﺪﻝ ﻋﻠﻰ ﺗﺤﺮﻳﻤﻪ ﻣﻄﻠﻘﺎ، ﺃﻧﻪ ﻣﻈﻨﺔ ﻟﻠﺨﻴﻼء،
Dan perkara yang menunjukan akan pengharamannya secara mutlaq adalah isbal merupakan tempat sangkaan bagi kesombongan
ﻓﻘﺪ ﺭﻭﻯ ﺃﺣﻤﺪ ﻭﺃﺑﻮ ﺩاﻭﺩ ﻭاﻟﺘﺮﻣﺬﻱ، ﻋﻦ ﺟﺎﺑﺮ ﺑﻦ ﺳﻠﻴﻢ - ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ -، ﺃﻥ اﻟﻨﺒﻲ صلى الله عليه وسلم ﻗﺎﻝ ﻟﻪ: «وَإِيَّاكَ وَإِسْبَالَ الْإِزَارِ قَالَ فَإِنَّهَا مِنْ الْمَخِيلَةِ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ الْمَخِيلَةَ
Dan Ahmad,Abu dawud dan At-tirmidzi telah meriwayatkan dari Jabir bin sulaim-radliallãhu ánhu-sesungguhnya Nabi-shallallãhu álaihi wasallam-bersabda { janganlah kau menjulurkan sarung karena itu termasuk kesombongan dan Allah tidak menyukai kesombongan."}
ﻓﺠﻌﻞ ﻣﺠﺮﺩ اﻹﺳﺒﺎﻝ ﻣﻦ اﻟﻤﺨﻴﻠﺔ، ﻭﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﻘﺼﺪ ﺑﻪ ﺫﻟﻚ.
Maka sekadar isbal dianggap sebagai kesombongan walaupun tidak memaksudkan demikian
ﻭﻣﺎ ﺟﺎء ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﺑﻜﺮ - ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ - ﻓﺈﻧﻪ ﻛﺎﻥ ﺑﻐﻴﺮ ﻗﺼﺪﻩ، ﻭﻗﺪ ﻛﺎﻥ ﻳﺘﻌﻬﺪﻩ، ﻓﻘﺪ ﻗﺎﻝ: ﺇﻻ ﺃﻥ ﺃﺗﻌﺎﻫﺪ ﺫﻟﻚ ﻣﻨﻪ، ﻭﺃﻳﻀﺎ ﺷﻬﺪ ﻟﻪ ﻭﺯﻛﺎﻩ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ؛ ﻷﻧﻪ ﻻ ﻳﺠﺮﻩ ﺧﻴﻼء، ﻓﻤﻦ ﺯﻙ ﻏﻴﺮﻩ ﻋﻦ اﻟﺨﻴﻼء. ﻭﻫﺬا اﻟﻘﻮﻝ ﻫﻮ اﻷﺭﺟﺢ.
Dan apa yang datang dari Ibnu Bakr-radliallãhu ánhu- maka bukan dari kemauannya dan ia telah mengupayakan dari hal itu yakni {untuk tidak isbal} dan juga ia telah mempersaksikan kepada Nabi dan Nabipun mentazkiyanya {yakni engkau melakukannya bukan karena sombong}maka siapakah yang telah mendapat tazkiyah dari kesombongan selain Abu Bakr,Dan pendapat ini adalah pendapat yang kuat
{Lihat syarah penjelasan kitab bulughul maram tulisan quru kami syaikh Taufiq Al-Ba'dãniy}
Ma'bar 25 dzul-qa'dah 1439 hijriah
{حكم ﺇﺳﺒﺎﻝ اﻟﺜﻴﺎﺏ ﻟﻠﺮﺟﺎﻝ
Hukum isbal {menjulurkan pakaian melewati mata kaki bagi lelaki}
عَنْ ابْنِ عُمَرَ رضى الله عنهما ﻗﺎﻝ قال أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمََ لَا يَنْظُرُ اللَّهُ إِلَى مَنْ جَرَّ ثَوْبَهُ خُيَلَاءَ ﻣﺘﻔﻖ ﻋﻠﻴﻪ.
Dari Ibnu Umar-radliallãhu ánhumã ia berkata Rasulullãh-shallallãhu álahi wasallam-bersabda:{Allãh tidak akan melihat orang yang memanjangkan pakaiannya karena sombong} muttafaqun álaihi
ﺗﺨﺮﻳﺞ اﻟﺤﺪﻳﺚ:ﺣﺪﻳﺚ اﺑﻦ ﻋﻤﺮ (ﺭﻭاﻩ اﻟﺒﺨﺎﺭﻱ ﻭﻣﺴﻠﻢ.
Pembahasan hadits:hadits ibnu umar diriwayatkan oleh Bukhariy dan Muslim
ﻓﻘﻪ اﻟﺤﺪﻳﺚ:ﻣﺴﺄﻟﺔ: ﺇﺳﺒﺎﻝ اﻟﺜﻴﺎﺏ ﻟﻠﺮﺟﺎﻝ.
figih hadits:permasalahan isbalnya pakaian bagi seorang lelaki
ﺃﺟﻤﻊ اﻟﻌﻠﻤﺎء ﻋﻠﻰ ﺃﻧﻪ ﻻ ﻳﺠﻮﺯ ﻟﻠﺮﺟﻞ ﺃﻥ ﻳﻄﻴﻞ ﺛﻮﺑﻪ ﺇﻟﻰ اﻷﺭﺽ ﺑﻄﺮا، ﻭﺇﻋﺠﺎﺑﺎ، ﻭﻛﺒﺮا
Para ulama telah bersepakat bahwasanya tidaklah boleh bagi seorang lelaki untuk memanjangkan pakaiannya ketanah karena sombong,angkuh,bangga diri,
ﻓﻘﺪ ﻗﺎﻝ رسول الله صلى الله عليه وسلم: «ﻻ ﻳﻨﻈﺮ اﻟﻠﻪ-ﺃﻱ ﻧﻈﺮ ﺭﺣﻤﺔ ﻭﺇﺣﺴﺎﻥ-ﺇﻟﻰ ﻣﻦ ﺟﺮ ﺛﻮﺑﻪ-ﺃﻱ ﺃﻃﺎﻟﻪ ﺣﺘﻰ ﻟﻤﺲ اﻷﺭﺽ-ﺧﻴﻼء-ﺃﻱ ﺑﻄﺮا ﺃﻭ ﺇﻋﺠﺎﺑﺎ ﺃﻭ ﻛﺒﺮا-»
Dan Rasulullãh-shallallãhu álahi wasallam-bersabda {Allah tidak akan melihat-yakni pandangan rahmat dan kebaikan-kepada seseorang yang menjulurkan pakaiannya-yakni memanjakkan pakaiannya hingga menyentuh tanah-Khuyala'{sombong,angkuh,bangga diri}
ﻭاﺧﺘﻠﻔﻮا ﻓﻲ ﻣﻦ ﺟﺮﻩ ﻟﻐﻴﺮ ﺧﻴﻼء، ﻛﺘﺴﺎﻫﻞ ﺃﻭ ﻋﺎﺩﺓ.
Dan mereka berselisisih pendapat bagi siapa yang menjulurkan pakaiannya bukan karena sombong semisal karena bermudah-mudahan atau karena kebiasaan
ﻓﻤﺬﻫﺐ ﺟﻤﻬﻮﺭ اﻟﻌﻠﻤﺎء ﺃﻧﻪ ﻣﻜﺮﻭﻩ ﻭﻻ ﻳﺤﺮﻡ، ﻓﻤﺎ ﺟﺎء ﻣﻦ اﻟﻮﻋﻴﺪ ﻓﻲ ﺇﺳﺒﺎﻝ اﻟﺜﻮﺏ ﻓﻬﻮ ﻳﺤﻤﻞ ﻋﻠﻰ ﻣﻦ ﺃﻃﺎﻟﻪ ﺧﻴﻼء ﻛﻤﺎ ﺟﺎء ﻣﻘﻴﺪا ﺑﺬﻟﻚ ﻓﻲ ﺑﻌﺾ اﻷﺣﺎﺩﻳﺚ.
Jumhur {kebanyakan} ulama berpendapat akan makruhnya bukan haram,adapun hadits yang berisi ancaman bagi yang mengisbalkan pakaiannya diarahkan kepada siapa yang memanjangkan pakaiannya karena sombong sebagai mana dalam sebagian hadits yang disebutkan secara khusus berkaitan dengan yang sombong
ﻭﻳﺪﻝ ﻋﻠﻴﻪ ﻣﺎ ﻓﻲ اﻟﺼﺤﻴﺤﻴﻦ، ﺃﻥ ﺃﺑﺎ ﺑﻜﺮ - ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ - ﺫﻛﺮ ﻟﻠﻨﺒﻲ صلى الله عليه وسلم ﺃﻥ ﺛﻮﺑﻪ ﻳﺴﺘﺮﺧﻲ ﻓﻘﺎﻝ: «ﻟﻪ ﺇﻧﻚ ﻟﺴﺖ ﺗﺼﻨﻊ ﺫﻟﻚ ﺧﻴﻼء»،
Dan hal tersebut ditunjukkan hadits dalam Bukhariy dan Muslim bahwasanya Abu bkr-radliallãhu ánhu-menyebutkan kepada Nabi-shallallãhu àlaihi wasallam bahwa pakaiannya terjulur maka Nabipun berkata kepadanya "Sesungguhnya kamu melakukan itu bukan bermaksud sombong"
ﻓﺄﺟﺎﺯ ﻷﺑﻲ ﺑﻜﺮ - ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ - ﺇﺳﺒﺎﻝ اﻹﺯاﺭ ﻷﻧﻪ ﻟﻢ ﻳﺠﺮﻩ ﺧﻴﻼء.
Maka Nabi membolehkan bagi Abu Bakar-radliallãhu ánhu- menjulurkan pakaiannya sebab ia melakukannya bukan karena sombong
ﻭﺫﻫﺐ ﺟﻤﺎﻋﺔ ﻣﻦ ﻓﻘﻬﺎء اﻟﻤﺬاﻫﺐ ﻛﺎﺑﻦ ﺗﻴﻤﻴﺔ ﻭاﺑﻦ ﺣﺰﻡ ﻭاﺑﻦ اﻟﻌﺮﺑﻲ ﻭاﺑﻦ ﺣﺠﺮ ﺇﻟﻰ ﺗﺤﺮﻳﻢ ﺫﻟﻚ،
Dan sekelompok dari ahli fiqih madzhab semisal Ibnu Taimiyyah,ibnu Hazmin,Ibnul Arabiy dan Ibnu Hajar akan pengharaman hal tersebut
ﻭﻫﻮ ﺭﻭاﻳﺔ ﻟﻹﻣﺎﻡ ﺃﺣﻤﺪ، ﻭاﺧﺘﺎﺭﻩ اﺑﻦ ﺑﺎﺯ ﻭاﻷﻟﺒﺎﻧﻲ ﻭاﺑﻦ ﻋﺜﻴﻤﻴﻦ ﻭاﻟﻮاﺩﻋﻲ؛ ﻟﻌﻤﻮﻡ ﻗﻮﻟﻪ صلى الله عليه وسلم: «ﻣﺎ ﺃﺳﻔﻞ ﻣﻦ اﻟﻜﻌﺒﻴﻦ ﻓﻔﻲ اﻟﻨﺎﺭ»، ﺭﻭاﻩ اﻟﺒﺨﺎﺭﻱ ﻣﻦ ﺣﺪﻳﺚ ﺃﺑﻲ ﻫﺮﻳﺮﺓ - ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ -،ﻭﻫﺬا اﻟﻮﻋﻴﺪ ﺑﺤﺼﻮﻝ اﻟﻌﺬاﺏ ﻟﻬﺬا اﻟﺠﺰء ﻣﻦ اﻟﺒﺪﻥ ﻓﻲ ﺣﻖ ﻣﻦ ﺃﺳﺒﻞ ﺛﻮﺑﻪ ﻣﻦ ﻏﻴﺮ ﺧﻴﻼء،
Dan ini adalah riwayat dari Imam Ahmad dan merupakan pilihan dari Ibnu Baz,Al-Albãniy,Utsaimin dan Al-Wãdiíy berdasarkan keumuman sabdanya shallallãhu àlaihi wasallam {maka apa yang berada dibawah mata kaki maka tempatnya di neraka} riwayat Bukhariy dari hadits Abu Khurairah-radliallãhu ánhu
Dan ancaman ini berupa azab pada bagian dari badan bagi siapa yang menjulurkan pakaiannya tanpa sombong
ﻭﺃﻣﺎ ﻣﻦ ﺃﺳﺒﻠﻪ ﺧﻴﻼء ﻓﺎﻟﻌﺬاﺏ ﻓﻲ ﺣﻘﻪ ﺃﻛﺒﺮ ﻭﺃﻋﻈﻢ، ﻭﻫﻮ ﺃﻥ اﻟﻠﻪ ﻻ ﻳﻨﻈﺮ ﺇﻟﻴﻪ ﻭﻻ ﻳﻜﻠﻤﻪ ﻭﻻ ﻳﺰﻛﻴﻪ ﻳﻮﻡ اﻟﻘﻴﺎﻣﺔ، ﻛﻤﺎ ﺛﺒﺖ ﻋﻦ اﻟﻨﺒﻲ صلى الله عليه وسلم، ﻓﺎﻟﻮﻋﻴﺪ ﻓﻴﻪ ﺷﺪﻳﺪ، ﻓﻬﻮ ﻣﻦ اﻟﻜﺒﺎﺋﺮ.
Adapun yang menjulurkan pakaiannya karena sombong maka azab baginya lebih besar dan keras yaitu Allãh tidak melihat kepadanya dan tidak berbicara kepadanya dan tidak mensucikannya pada hari kiamat,sebagaimana telah tetap dari Nabi-shallallãhu àlaihi wasallam,maka ancaman pada pelakunya adalah ancaman yang keras dan ia termasuk dosa besar
ﻭﻣﻤﺎ ﻳﺪﻝ ﻋﻠﻰ ﺗﺤﺮﻳﻤﻪ ﻣﻄﻠﻘﺎ، ﺃﻧﻪ ﻣﻈﻨﺔ ﻟﻠﺨﻴﻼء،
Dan perkara yang menunjukan akan pengharamannya secara mutlaq adalah isbal merupakan tempat sangkaan bagi kesombongan
ﻓﻘﺪ ﺭﻭﻯ ﺃﺣﻤﺪ ﻭﺃﺑﻮ ﺩاﻭﺩ ﻭاﻟﺘﺮﻣﺬﻱ، ﻋﻦ ﺟﺎﺑﺮ ﺑﻦ ﺳﻠﻴﻢ - ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ -، ﺃﻥ اﻟﻨﺒﻲ صلى الله عليه وسلم ﻗﺎﻝ ﻟﻪ: «وَإِيَّاكَ وَإِسْبَالَ الْإِزَارِ قَالَ فَإِنَّهَا مِنْ الْمَخِيلَةِ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ الْمَخِيلَةَ
Dan Ahmad,Abu dawud dan At-tirmidzi telah meriwayatkan dari Jabir bin sulaim-radliallãhu ánhu-sesungguhnya Nabi-shallallãhu álaihi wasallam-bersabda { janganlah kau menjulurkan sarung karena itu termasuk kesombongan dan Allah tidak menyukai kesombongan."}
ﻓﺠﻌﻞ ﻣﺠﺮﺩ اﻹﺳﺒﺎﻝ ﻣﻦ اﻟﻤﺨﻴﻠﺔ، ﻭﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﻘﺼﺪ ﺑﻪ ﺫﻟﻚ.
Maka sekadar isbal dianggap sebagai kesombongan walaupun tidak memaksudkan demikian
ﻭﻣﺎ ﺟﺎء ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﺑﻜﺮ - ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ - ﻓﺈﻧﻪ ﻛﺎﻥ ﺑﻐﻴﺮ ﻗﺼﺪﻩ، ﻭﻗﺪ ﻛﺎﻥ ﻳﺘﻌﻬﺪﻩ، ﻓﻘﺪ ﻗﺎﻝ: ﺇﻻ ﺃﻥ ﺃﺗﻌﺎﻫﺪ ﺫﻟﻚ ﻣﻨﻪ، ﻭﺃﻳﻀﺎ ﺷﻬﺪ ﻟﻪ ﻭﺯﻛﺎﻩ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ؛ ﻷﻧﻪ ﻻ ﻳﺠﺮﻩ ﺧﻴﻼء، ﻓﻤﻦ ﺯﻙ ﻏﻴﺮﻩ ﻋﻦ اﻟﺨﻴﻼء. ﻭﻫﺬا اﻟﻘﻮﻝ ﻫﻮ اﻷﺭﺟﺢ.
Dan apa yang datang dari Ibnu Bakr-radliallãhu ánhu- maka bukan dari kemauannya dan ia telah mengupayakan dari hal itu yakni {untuk tidak isbal} dan juga ia telah mempersaksikan kepada Nabi dan Nabipun mentazkiyanya {yakni engkau melakukannya bukan karena sombong}maka siapakah yang telah mendapat tazkiyah dari kesombongan selain Abu Bakr,Dan pendapat ini adalah pendapat yang kuat
{Lihat syarah penjelasan kitab bulughul maram tulisan quru kami syaikh Taufiq Al-Ba'dãniy}
Doa Masuk Desa Atau Kota
Untuk seluruh saudaraku yang berangkat :
Semoga Allah menjaga antum semuanya dan keluarga antum yang ditinggal. Barakallaahu fiikum wa ahliikum.
Doa Masuk Desa Atau Kota
اَللَّهُمَّ رَبَّ السَّمَاوَاتِ السَّبْعِ وَمَا أَظْلَلْنَ، وَرَبَّ اْلأَرَضِيْنَ السَّبْعِ وَمَا أَقْلَلْنَ، وَرَبَّ الشَّيَاطِيْنِ وَمَا أَضْلَلْنَ، وَرَبَّ الرِّيَاحِ وَمَا ذَرَيْنَ. أَسْأَلُكَ خَيْرَ هَـٰذِهِ الْقَرْيَةِ وَخَيْرَ أَهْلِهَا، وَخَيْرَ مَا فِيْهَا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ أَهْلِهَا وَشَرِّ مَا فِيْهَا
Allaahumma robbas-samaawaatis-sab'i wa maa azhlalna, wa robbal arodhiinas-sab'i wa maa aqlalna, wa robbasy-syayaathiini wa maa adhlalna, wa robbar-riyaahi wa maa dzaroina. As-aluka khoiro haadzihil quryati wa khoiro ahlihaa, wa khoiro maa fiihaa, wa a'uudzu bika min syarrihaa wa syarri ahlihaa wa syarri maa fiihaa.
Ya Allah, Tuhan tujuh langit dan apa yang dinaunginya, Tuhan penguasa tujuh bumi dan apa yang di atasnya, Tuhan yang menguasai setan-setan dan apa yang mereka sesatkan, Tuhan yang menguasai angin dan apa yang diterbangkannya. Aku mohon kepadaMu kebaikan desa ini, kebaikan penduduknya dan apa yang ada di dalamnya. Aku berlindung kepadaMu dari kejelekan desa ini, kejelekan penduduknya dan apa yang ada di dalamnya.
HR. Al-Hakim, menurut pendapatnya, hadits tersebut adalah sahih. Imam Adz-Dzahabi menyetujuinya 2/100, Ibnus Sunni, no. 524. Menurut Al-Hafizh Ibnu Hajar dalam Takhrij Adzkar 5/154: "Hadits tersebut adalah hasan." Bin Baz berkata: Hadits itu diriwayatkan pula oleh An-Nasai dengan sanad yang hasan. Lihat Tuhfatul Akhyar, hal. 37.
Sumber: Hisnul Muslim.
Semoga Allah menjaga antum semuanya dan keluarga antum yang ditinggal. Barakallaahu fiikum wa ahliikum.
Doa Masuk Desa Atau Kota
اَللَّهُمَّ رَبَّ السَّمَاوَاتِ السَّبْعِ وَمَا أَظْلَلْنَ، وَرَبَّ اْلأَرَضِيْنَ السَّبْعِ وَمَا أَقْلَلْنَ، وَرَبَّ الشَّيَاطِيْنِ وَمَا أَضْلَلْنَ، وَرَبَّ الرِّيَاحِ وَمَا ذَرَيْنَ. أَسْأَلُكَ خَيْرَ هَـٰذِهِ الْقَرْيَةِ وَخَيْرَ أَهْلِهَا، وَخَيْرَ مَا فِيْهَا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ أَهْلِهَا وَشَرِّ مَا فِيْهَا
Allaahumma robbas-samaawaatis-sab'i wa maa azhlalna, wa robbal arodhiinas-sab'i wa maa aqlalna, wa robbasy-syayaathiini wa maa adhlalna, wa robbar-riyaahi wa maa dzaroina. As-aluka khoiro haadzihil quryati wa khoiro ahlihaa, wa khoiro maa fiihaa, wa a'uudzu bika min syarrihaa wa syarri ahlihaa wa syarri maa fiihaa.
Ya Allah, Tuhan tujuh langit dan apa yang dinaunginya, Tuhan penguasa tujuh bumi dan apa yang di atasnya, Tuhan yang menguasai setan-setan dan apa yang mereka sesatkan, Tuhan yang menguasai angin dan apa yang diterbangkannya. Aku mohon kepadaMu kebaikan desa ini, kebaikan penduduknya dan apa yang ada di dalamnya. Aku berlindung kepadaMu dari kejelekan desa ini, kejelekan penduduknya dan apa yang ada di dalamnya.
HR. Al-Hakim, menurut pendapatnya, hadits tersebut adalah sahih. Imam Adz-Dzahabi menyetujuinya 2/100, Ibnus Sunni, no. 524. Menurut Al-Hafizh Ibnu Hajar dalam Takhrij Adzkar 5/154: "Hadits tersebut adalah hasan." Bin Baz berkata: Hadits itu diriwayatkan pula oleh An-Nasai dengan sanad yang hasan. Lihat Tuhfatul Akhyar, hal. 37.
Sumber: Hisnul Muslim.
Jumat, 17 Agustus 2018
MEMBERI UPAH TUKANG JAGAL
🔪 MEMBERI UPAH TUKANG JAGAL 🔪
Sebagian orang yang belum mengetahui hukum ini terkadang bermudah-mudahan memberikan daging qurban kepada tukang jagal (orang yang menyembelih qurban) yang dijadikan sebagai upah baginya.
Padahal memberi upah kepada tukang jagal dari hasil qurban adalah perkara yang terlarang.
Lalu darimana tukang jagal mendapat upah ⁉
Upah tukang jagal diberikan dari uang lain diluar daging qurban. Atau boleh diberi daging qurban bukan sebagai imbal jasa pekerjaannya, namun sebagai pembagian dia sebagai anggota masyarakat.
Diriwayatkan oleh Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu,
أَمَرَنِى رَسُولُ اللَّهِ أَنْ أَقُومَ عَلَى بُدْنِهِ وَأَنْ أَتَصَدَّقَ بِلَحْمِهَا وَجُلُودِهَا وَأَجِلَّتِهَا وَأَنْ لاَ أُعْطِىَ الْجَزَّارَ مِنْهَا قَالَ « نَحْنُ نُعْطِيهِ مِنْ عِنْدِنَا ».
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkanku untuk mengurusi onta-onta qurban beliau. Aku mensedekahkan daging, kulit, dan Ajillah (kulit yang ada pada punggung onta). Aku tidak memberi tukang jagal sesuatu dari hasil sembelihan qurban. Nabi bersabda, “Kami memberi upah kepadanya dari uang kami sendiri”. (HR. Muslim no. 1317).
Semoga sedikit penjelasan ini bisa menjadikan ibadah qurban kita lebih berkah dan diterima oleh Allah 'azza wa jalla.
✍ Ustadz Bambang Abu Ubaidillah hafizhahullah
__ °•°•°•°•° __
📡 Yuk Tebar Dakwah Sunnah Bersama Kami Disini ⤵⤵
📲 Join Telegram: goo.gl/FXRzWo
🔎 Group WA Madrosah Sunnah :
085255376903 (Ikhwah)
085298052909 (Akhwat)
📷 InstaGram : goo.gl/xpi3jM
📱 Facebook: goo.gl/QTJ5hi
📹 Youtube : https://goo.gl/qoWKXY
💻 Web: www.madrosahsunnah.or.id
Sebagian orang yang belum mengetahui hukum ini terkadang bermudah-mudahan memberikan daging qurban kepada tukang jagal (orang yang menyembelih qurban) yang dijadikan sebagai upah baginya.
Padahal memberi upah kepada tukang jagal dari hasil qurban adalah perkara yang terlarang.
Lalu darimana tukang jagal mendapat upah ⁉
Upah tukang jagal diberikan dari uang lain diluar daging qurban. Atau boleh diberi daging qurban bukan sebagai imbal jasa pekerjaannya, namun sebagai pembagian dia sebagai anggota masyarakat.
Diriwayatkan oleh Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu,
أَمَرَنِى رَسُولُ اللَّهِ أَنْ أَقُومَ عَلَى بُدْنِهِ وَأَنْ أَتَصَدَّقَ بِلَحْمِهَا وَجُلُودِهَا وَأَجِلَّتِهَا وَأَنْ لاَ أُعْطِىَ الْجَزَّارَ مِنْهَا قَالَ « نَحْنُ نُعْطِيهِ مِنْ عِنْدِنَا ».
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkanku untuk mengurusi onta-onta qurban beliau. Aku mensedekahkan daging, kulit, dan Ajillah (kulit yang ada pada punggung onta). Aku tidak memberi tukang jagal sesuatu dari hasil sembelihan qurban. Nabi bersabda, “Kami memberi upah kepadanya dari uang kami sendiri”. (HR. Muslim no. 1317).
Semoga sedikit penjelasan ini bisa menjadikan ibadah qurban kita lebih berkah dan diterima oleh Allah 'azza wa jalla.
✍ Ustadz Bambang Abu Ubaidillah hafizhahullah
__ °•°•°•°•° __
📡 Yuk Tebar Dakwah Sunnah Bersama Kami Disini ⤵⤵
📲 Join Telegram: goo.gl/FXRzWo
🔎 Group WA Madrosah Sunnah :
085255376903 (Ikhwah)
085298052909 (Akhwat)
📷 InstaGram : goo.gl/xpi3jM
📱 Facebook: goo.gl/QTJ5hi
📹 Youtube : https://goo.gl/qoWKXY
💻 Web: www.madrosahsunnah.or.id
Jumat, 10 Agustus 2018
GEMPA BUMI ADALAH PERINGATAN DARI ALLAH BUKAN KEHENDAK ALAM
⚠⛔ GEMPA BUMI ADALAH PERINGATAN DARI ALLAH BUKAN KEHENDAK ALAM
Al-Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah rahimahullah berkata :
أذن الله سبحانه لها –أي للأرض– في الأحيان بالتنفس، فتحدث فيها الزلازل العظام، فيحدث من ذلك لعباده الخوف والخشية والإنابة والإقلاع عن معاصيه والتضرع إليه والندم، كما قال بعض السلف وقد زلزلت الأرض: إن ربكم يستعتبكم.
"Allah Subhanahu wa Ta'ala mengizinkan untuknya maksudnya bumi kadang-kadang untuk bernafas, lalu muncullah gempa besar padanya, dari situ timbullah rasa takut, taubat, berhenti dari kemaksiatan, merendahkan diri kepada-Nya, dan penyesalan pada diri hamba-hamba-Nya, sebagaimana yang dikatakan oleh sebagian ulama Salaf ketika terjadi gempa bumi, "Sesungguhnya Rabb kalian menginginkan agar kalian bertaubat."
📚 (Miftah Daaris Sa’adah, jilid 2 hlm. 630)
Berkata Asy-Syaikh Ahmad bin Yahya an-Najmy rahimahullah :
ومن الملاحظات أن كثيرا من الناس يسمون الكوارث من زلازل مدمرة، وأعاصير مهلكة، وفيضانات وغير ذلك، يسمون هذه اﻷمور ❪كوارث طبيعية❫ وهذا يعتبر شركا، وقد يكون من الشرك اﻷكبر حينما ينسبون هذه الكوارث إلى الطبيعية، وينسون خالق هذا الكون والمتصرف فيه.
"Termasuk perkara yang harus diperhatikan adalah bahwa banyak orang yang menamakan berbagai bencana seperti gempa bumi, badai, banjir, dan sebagainya, mereka menamakan perkara-perkara ini sebagai bencana alam, dan ini teranggap sebagai kesyirikan, dan terkadang termasuk syirik besar ketika mereka menyandarkan berbagai bencana ini kepada alam dan melupakan pencipta dan pengatur alam ini."
📚 (Asy-Syarhul Mujizul Mumahhad, hlm. 229)
📡_____________________________________________
📮Telegram:https://t.me/Rumah_Quran_assunnah
🌐FB:https://www.facebook.com/RQassunah
📲Whatsapp Grup:
( -MUSLIM- ) ➡️ https://goo.gl/syTHv1 (01)↔️http://bit.ly/2z8un22 (02)
( -MUSLIMAH- )➡️ https://goo.gl/FWUxvg
︼︼︼︼︼︼︼︼︼︼︼︼︼︼︼︼︼︼︼︼︼︼︼
♻ Raih kebaikan dengan mengamalkan dan ikut menyebarkan faedah ini,
Baarakallahu fiykum wa Jazakumullahu khoiron.
========================
Al-Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah rahimahullah berkata :
أذن الله سبحانه لها –أي للأرض– في الأحيان بالتنفس، فتحدث فيها الزلازل العظام، فيحدث من ذلك لعباده الخوف والخشية والإنابة والإقلاع عن معاصيه والتضرع إليه والندم، كما قال بعض السلف وقد زلزلت الأرض: إن ربكم يستعتبكم.
"Allah Subhanahu wa Ta'ala mengizinkan untuknya maksudnya bumi kadang-kadang untuk bernafas, lalu muncullah gempa besar padanya, dari situ timbullah rasa takut, taubat, berhenti dari kemaksiatan, merendahkan diri kepada-Nya, dan penyesalan pada diri hamba-hamba-Nya, sebagaimana yang dikatakan oleh sebagian ulama Salaf ketika terjadi gempa bumi, "Sesungguhnya Rabb kalian menginginkan agar kalian bertaubat."
📚 (Miftah Daaris Sa’adah, jilid 2 hlm. 630)
Berkata Asy-Syaikh Ahmad bin Yahya an-Najmy rahimahullah :
ومن الملاحظات أن كثيرا من الناس يسمون الكوارث من زلازل مدمرة، وأعاصير مهلكة، وفيضانات وغير ذلك، يسمون هذه اﻷمور ❪كوارث طبيعية❫ وهذا يعتبر شركا، وقد يكون من الشرك اﻷكبر حينما ينسبون هذه الكوارث إلى الطبيعية، وينسون خالق هذا الكون والمتصرف فيه.
"Termasuk perkara yang harus diperhatikan adalah bahwa banyak orang yang menamakan berbagai bencana seperti gempa bumi, badai, banjir, dan sebagainya, mereka menamakan perkara-perkara ini sebagai bencana alam, dan ini teranggap sebagai kesyirikan, dan terkadang termasuk syirik besar ketika mereka menyandarkan berbagai bencana ini kepada alam dan melupakan pencipta dan pengatur alam ini."
📚 (Asy-Syarhul Mujizul Mumahhad, hlm. 229)
📡_____________________________________________
📮Telegram:https://t.me/Rumah_Quran_assunnah
🌐FB:https://www.facebook.com/RQassunah
📲Whatsapp Grup:
( -MUSLIM- ) ➡️ https://goo.gl/syTHv1 (01)↔️http://bit.ly/2z8un22 (02)
( -MUSLIMAH- )➡️ https://goo.gl/FWUxvg
︼︼︼︼︼︼︼︼︼︼︼︼︼︼︼︼︼︼︼︼︼︼︼
♻ Raih kebaikan dengan mengamalkan dan ikut menyebarkan faedah ini,
Baarakallahu fiykum wa Jazakumullahu khoiron.
========================
Senin, 06 Agustus 2018
NASAB NABI KITA MUHAMMAD ﷺ
📲 *Menebar Faedah (22)*
🔗 *MARI MENGHAFAL NASAB NABI KITA MUHAMMAD ﷺ*
Beliau adalah Muhammad ibnu Abdillah, ibni Abdil-Mutthalib, ibni Hãsyim, ibni Abdi Manãf, ibni Qushai, ibni Kilãb, ibni Murroh, ibni Ka'ab, ibni Luay, ibni Ghãlib, ibni Fihr, ibni Mãlik, ibni An-Nadhar, ibni Kinãnah, ibni Khuzaimah, ibni Mudrikah, ibni Ilyãs, ibni Mudhar, ibni Nizãr, ibni Ma'ad, ibni Adnãn.
✳Ini adalah nasab beliau ﷺ yang disepakati keshahihannya oleh Ahli Hadits, Ahli Sejarah, dan Ahli Nasab.
📝Faedah Pelajaran Shahih Muslim, oleh Syaikh Al-Allamah Muhammad ibn Abdillah Al-Imam hafidzahulah.
🗓24 Dzul-Qa'dah 1439
✍🏻Muhammad Abu Muhammad Pattawe,
🕌Dārul-Hadits Ma'bar-Yaman.
💻MENEBAR FAEDAH
Menebar Ilmu Yang Bermanfaat
https://t.me/menebarfaedah
🔗 *MARI MENGHAFAL NASAB NABI KITA MUHAMMAD ﷺ*
Beliau adalah Muhammad ibnu Abdillah, ibni Abdil-Mutthalib, ibni Hãsyim, ibni Abdi Manãf, ibni Qushai, ibni Kilãb, ibni Murroh, ibni Ka'ab, ibni Luay, ibni Ghãlib, ibni Fihr, ibni Mãlik, ibni An-Nadhar, ibni Kinãnah, ibni Khuzaimah, ibni Mudrikah, ibni Ilyãs, ibni Mudhar, ibni Nizãr, ibni Ma'ad, ibni Adnãn.
✳Ini adalah nasab beliau ﷺ yang disepakati keshahihannya oleh Ahli Hadits, Ahli Sejarah, dan Ahli Nasab.
📝Faedah Pelajaran Shahih Muslim, oleh Syaikh Al-Allamah Muhammad ibn Abdillah Al-Imam hafidzahulah.
🗓24 Dzul-Qa'dah 1439
✍🏻Muhammad Abu Muhammad Pattawe,
🕌Dārul-Hadits Ma'bar-Yaman.
💻MENEBAR FAEDAH
Menebar Ilmu Yang Bermanfaat
https://t.me/menebarfaedah
Minggu, 08 Juli 2018
HARAMNYA DEMOKRASI DAN PEMILU
HARAMNYA DEMOKRASI DAN PEMILU !
----------------------
Al-'Allamah Asy-Syaikh Muqbil bin Hâdî Al-Wâdi’i (Pembaharu Negeri Yaman) rohimahullôh mengatakan:
دُعَاةُ الدِّمُقْرَاطِيَّةِ يَدْعُونَ إِلَى الشِّرْكِ.
"Para Du'ât (penyeru) demokrasi, adalah orang yang menyeru kepada kesyirikan."
[Lihat "Ghôrotul Asyrithoh" (1/17)].
📝 Beliau rohimahullôh juga mengatakan:
وَمَنْ يَتَبَاهَى بَالدِّمُقْرَاطِيَّةِ، فَوَاللَّهِ إِنَّهَا لَخِيَانَةٌ لِلَّهِ وَلِرَسُولِهِ.
"Barangsiapa berbangga dengan demokrasi maka demi Allôh, hal tersebut adalah pengkhianatan kepada Allôh dan RosulNya."
[Lihat "Ghôrotul Asyrithoh" (1/315)].
📝 Beliau rohimahullôh juga mengatakan:
وَمَنْ دَعَا إِلَى الدِّمُقْرَاطِيَّةِ وَهُوَ يَعْرِفُ مَعْنَاهَا فَهُوَ كَافِرٌ، لِأَنَّهُ يَدْعُو إِلَى أَن يَكونَ الشَّعْبُ شَرِيكًا مَعَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ.
"Barangsiapa menyeru kepada demokrasi dalam keadaan ia mengetahui maknanya, maka dia kafir. Karena ia menyeru untuk menjadikan rakyat sebagai serikat (tandingan) dengan Allôh azza wa jalla."
[Lihat "Qom'ul Ma'ânid" (221-222)].
📝 Beliau rohimahullôh juga mengatakan:
الدِّمُقْرَاطِيَّةُ طَاغُوتِيَّةٌ.
"Demokrasi adalah Thoghut!."
[Lihat "Ghôrotul Asyrithoh" (1/354)].
📝 Beliau rohimahullôh juga mengatakan:
الدِّمُقْرَاطِيَّةُ فِيهَا تَعْطِيلُ كِتَابِ اللَّهِ، وَتَعْطِيلُ سُنَّةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.
"Demokrasi terdapat padanya penelantaran terhadap Kitabullôh dan Sunnah Rosulillâh shollallôhu alaihi wa sallam."
[Lihat "Ghôrotul Asyrithoh" (1/485)].
📝 Beliau rohimahullôh juga mengatakan:
أَهْلُ السُّنَّةِ مَا يَتَلَوَّنُونَ نَحْنُ نَقُولُ اليَومَ وَغَدًا وَبَعْدَ غَدٍّ: الإِنْتِخَابَاتُ طَاغُوتِيَّةٌ مُحَرَّمَةٌ.
"Ahlus Sunnah tidaklah berubah-ubah, kita katakan hari ini, maupun esok dan setelah esok bahwa Pemilu adalah Thoghut lagi Harom."
[Lihat "Tuhfatul Mujîb" (401)].
Dicuplik dan diringkas dari kitab: "I'lâmul Ajyâl bi Kalâmil Imâm Al-Wâdi'i fiel Firoqi wal Kutubi war Rijâl"
-----------------
Syubhat Ikut Pemilu
https://youtu.be/fg6v-_rwwxc
Menyikapi Polemik Pemilu
https://youtu.be/TFFkYFm2-AI
Tidak dibolehkan ikut pemilu krn berdasarkan Demokrasi, tapi kenapa pemimpin dr hasil Pemilu hrs ditaati ?
https://youtu.be/dwoPgvgiEp0
*Pemilu dalam Pandangan Syari'at Islam*
⏳ Durasi : 10 Menit
https://youtu.be/hno381-5euY
(Semoga Bermanfaat ! Baarakallahufiykum)
----------------------
Al-'Allamah Asy-Syaikh Muqbil bin Hâdî Al-Wâdi’i (Pembaharu Negeri Yaman) rohimahullôh mengatakan:
دُعَاةُ الدِّمُقْرَاطِيَّةِ يَدْعُونَ إِلَى الشِّرْكِ.
"Para Du'ât (penyeru) demokrasi, adalah orang yang menyeru kepada kesyirikan."
[Lihat "Ghôrotul Asyrithoh" (1/17)].
📝 Beliau rohimahullôh juga mengatakan:
وَمَنْ يَتَبَاهَى بَالدِّمُقْرَاطِيَّةِ، فَوَاللَّهِ إِنَّهَا لَخِيَانَةٌ لِلَّهِ وَلِرَسُولِهِ.
"Barangsiapa berbangga dengan demokrasi maka demi Allôh, hal tersebut adalah pengkhianatan kepada Allôh dan RosulNya."
[Lihat "Ghôrotul Asyrithoh" (1/315)].
📝 Beliau rohimahullôh juga mengatakan:
وَمَنْ دَعَا إِلَى الدِّمُقْرَاطِيَّةِ وَهُوَ يَعْرِفُ مَعْنَاهَا فَهُوَ كَافِرٌ، لِأَنَّهُ يَدْعُو إِلَى أَن يَكونَ الشَّعْبُ شَرِيكًا مَعَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ.
"Barangsiapa menyeru kepada demokrasi dalam keadaan ia mengetahui maknanya, maka dia kafir. Karena ia menyeru untuk menjadikan rakyat sebagai serikat (tandingan) dengan Allôh azza wa jalla."
[Lihat "Qom'ul Ma'ânid" (221-222)].
📝 Beliau rohimahullôh juga mengatakan:
الدِّمُقْرَاطِيَّةُ طَاغُوتِيَّةٌ.
"Demokrasi adalah Thoghut!."
[Lihat "Ghôrotul Asyrithoh" (1/354)].
📝 Beliau rohimahullôh juga mengatakan:
الدِّمُقْرَاطِيَّةُ فِيهَا تَعْطِيلُ كِتَابِ اللَّهِ، وَتَعْطِيلُ سُنَّةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.
"Demokrasi terdapat padanya penelantaran terhadap Kitabullôh dan Sunnah Rosulillâh shollallôhu alaihi wa sallam."
[Lihat "Ghôrotul Asyrithoh" (1/485)].
📝 Beliau rohimahullôh juga mengatakan:
أَهْلُ السُّنَّةِ مَا يَتَلَوَّنُونَ نَحْنُ نَقُولُ اليَومَ وَغَدًا وَبَعْدَ غَدٍّ: الإِنْتِخَابَاتُ طَاغُوتِيَّةٌ مُحَرَّمَةٌ.
"Ahlus Sunnah tidaklah berubah-ubah, kita katakan hari ini, maupun esok dan setelah esok bahwa Pemilu adalah Thoghut lagi Harom."
[Lihat "Tuhfatul Mujîb" (401)].
Dicuplik dan diringkas dari kitab: "I'lâmul Ajyâl bi Kalâmil Imâm Al-Wâdi'i fiel Firoqi wal Kutubi war Rijâl"
-----------------
Syubhat Ikut Pemilu
https://youtu.be/fg6v-_rwwxc
Menyikapi Polemik Pemilu
https://youtu.be/TFFkYFm2-AI
Tidak dibolehkan ikut pemilu krn berdasarkan Demokrasi, tapi kenapa pemimpin dr hasil Pemilu hrs ditaati ?
https://youtu.be/dwoPgvgiEp0
*Pemilu dalam Pandangan Syari'at Islam*
⏳ Durasi : 10 Menit
https://youtu.be/hno381-5euY
(Semoga Bermanfaat ! Baarakallahufiykum)
Jumat, 04 Mei 2018
Kisah Laba-laba dan burung merpati di Gua Tsur
🕸 Kisah Laba-laba dan burung merpati di Gua Tsur 🕸
ditanyakan kepada Asy-Syaikh Muhammad bin Sholih Al 'Utsaimin rahimahullah :
"Apakah benar kisah sarang laba-laba dan dua burung merpati pada hari ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersembunyi di Gua Tsur ?
Jawab :
"Tidak, disebutkan oleh Ahli Sejarah bahwasanya ketika Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersembunyi di Gua Tsur maka Laba-laba membuat sarang dan burung merpati meletakkan ranting pohon untuk menutupi beliau, dan kisah ini adalah dusta, tidak benar. Tidak ada satupun dalil yang dinukilkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, bahwa Laba-laba membuat sarangnya dan menutupi beliau begitupula burung merpati yang seandainya orang menoleh akan mengatakan : "oh, disini tidak ada seorang pun".
Akan tetapi yang benar adalah, Allah membutakan mata mereka (orang-orang Quraisy yang mengejar Rasulullah dan Abu Bakr,-red), karena itulah Abu Bakr berkata :
"Wahai Rasulullah, andai salah satu mereka menoleh ke arah kaki mereka, niscaya mereka akan melihat kita"
itu karena tak ada satupun penghalang yang menghalangi pandangan mereka.
Maka tidak benar untuk disebutkan pula Laba-laba dan Burung merpati pada kisah bersembunyinya Rasulullah di Gua Tsur.
👉🏽 Dan karena (kisah yang tidak benar ini,-red) akhirnya kebanyakan manusia memuliakan Laba-laba, dengan mengatakan "Jangan membunuhnya..,karena dia telah membuat sarang untuk menyembunyikan Rasulullah, adapun cecak boleh dibunuh karena dia telah meniupkan api kepada Nabi Ibrahim 'alaihisshalatu was salaam."
Kita katakan : Tidak benar, Laba-laba juga boleh dibunuh jika menganggu sebagaimana hewan lainnya, Laba-laba terkadang mengganggu dengan membuat sarang di buku-buku atau di dinding-dinding, maka boleh dibunuh.
Bahkan terdapat hadits yang memerintahkan untuk membunuh Laba-laba akan tetapi haditsnya lemah.
📚 Sumber : Liqà Al Bàb Al Maftùh 229 Pertanyaan ke : 4
🕸 قصة عنكبوت الغار والحمامتين 🕸
سُئل الشيخ محمد بن صالح العثيمين –رحمه الله-
❍ هل عش العنكبوت والحمامتين وارد يوم اختفى الرسول صلى الله عليه وسلم في غار ثور؟
فأجاب رحمه الله:
✨ لا، يذكر المؤرخون: أنَّ النبي صلى الله عليه وسلم حين اختفىٰ في غارِ ثور عشَّشت عليه العنكبوت ووقعت الحمامة علىٰ غُصنِ شجرة؛ وهٰذا كذب لا صحة له، ولا فيه آية للرسول عليه الصلاة والسلام ينقل، أي إنسان تُعشِّش العنكبوت وتكون حوله حمامة إذا رآه من يراه يقول: ما في أحد؛ لكن الرسول عليه الصلاة والسلام أعمى الله أبصارهم عنه؛ ولهٰذا قال أبو بكر: (يا رسول الله! لو نظر أحدهم إلىٰ قدَمِهِ لأبْصَرَنا)؛ لأنَّه لا يوجد مانع، فالعنكبوت والحمامة لا صحة لذكرهما عند اختفاء النبي صلى الله عليه وسلم في غار ثور.
■ ولهٰذا يحترم كثير من الناس العنكبوت، يقول: لا تقتلها؛ لأنها عششت على النبي صلى الله عليه وسلم، فإذا كان الوزغ يُقتل؛ لأنَّه كان ينفخ في النار على إبراهيم فهٰذه تُكرَم؛ فنقول: لا، العنكبوت تُقتَل إذا آذت مثل غيرها، وهي تؤذي بعض الأحيان تعشش على الكتب وعلى الجدار فتُقتل؛ بل في حديث لٰكنه ضعيف الأمر بقتل العنكبوت.
المصدر: لقاء الباب المفتوح (اللقاء: 229 /السؤال: 4)
https://
🌅@salafysolo
╚══════ 🔎📚
ditanyakan kepada Asy-Syaikh Muhammad bin Sholih Al 'Utsaimin rahimahullah :
"Apakah benar kisah sarang laba-laba dan dua burung merpati pada hari ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersembunyi di Gua Tsur ?
Jawab :
"Tidak, disebutkan oleh Ahli Sejarah bahwasanya ketika Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersembunyi di Gua Tsur maka Laba-laba membuat sarang dan burung merpati meletakkan ranting pohon untuk menutupi beliau, dan kisah ini adalah dusta, tidak benar. Tidak ada satupun dalil yang dinukilkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, bahwa Laba-laba membuat sarangnya dan menutupi beliau begitupula burung merpati yang seandainya orang menoleh akan mengatakan : "oh, disini tidak ada seorang pun".
Akan tetapi yang benar adalah, Allah membutakan mata mereka (orang-orang Quraisy yang mengejar Rasulullah dan Abu Bakr,-red), karena itulah Abu Bakr berkata :
"Wahai Rasulullah, andai salah satu mereka menoleh ke arah kaki mereka, niscaya mereka akan melihat kita"
itu karena tak ada satupun penghalang yang menghalangi pandangan mereka.
Maka tidak benar untuk disebutkan pula Laba-laba dan Burung merpati pada kisah bersembunyinya Rasulullah di Gua Tsur.
👉🏽 Dan karena (kisah yang tidak benar ini,-red) akhirnya kebanyakan manusia memuliakan Laba-laba, dengan mengatakan "Jangan membunuhnya..,karena dia telah membuat sarang untuk menyembunyikan Rasulullah, adapun cecak boleh dibunuh karena dia telah meniupkan api kepada Nabi Ibrahim 'alaihisshalatu was salaam."
Kita katakan : Tidak benar, Laba-laba juga boleh dibunuh jika menganggu sebagaimana hewan lainnya, Laba-laba terkadang mengganggu dengan membuat sarang di buku-buku atau di dinding-dinding, maka boleh dibunuh.
Bahkan terdapat hadits yang memerintahkan untuk membunuh Laba-laba akan tetapi haditsnya lemah.
📚 Sumber : Liqà Al Bàb Al Maftùh 229 Pertanyaan ke : 4
🕸 قصة عنكبوت الغار والحمامتين 🕸
سُئل الشيخ محمد بن صالح العثيمين –رحمه الله-
❍ هل عش العنكبوت والحمامتين وارد يوم اختفى الرسول صلى الله عليه وسلم في غار ثور؟
فأجاب رحمه الله:
✨ لا، يذكر المؤرخون: أنَّ النبي صلى الله عليه وسلم حين اختفىٰ في غارِ ثور عشَّشت عليه العنكبوت ووقعت الحمامة علىٰ غُصنِ شجرة؛ وهٰذا كذب لا صحة له، ولا فيه آية للرسول عليه الصلاة والسلام ينقل، أي إنسان تُعشِّش العنكبوت وتكون حوله حمامة إذا رآه من يراه يقول: ما في أحد؛ لكن الرسول عليه الصلاة والسلام أعمى الله أبصارهم عنه؛ ولهٰذا قال أبو بكر: (يا رسول الله! لو نظر أحدهم إلىٰ قدَمِهِ لأبْصَرَنا)؛ لأنَّه لا يوجد مانع، فالعنكبوت والحمامة لا صحة لذكرهما عند اختفاء النبي صلى الله عليه وسلم في غار ثور.
■ ولهٰذا يحترم كثير من الناس العنكبوت، يقول: لا تقتلها؛ لأنها عششت على النبي صلى الله عليه وسلم، فإذا كان الوزغ يُقتل؛ لأنَّه كان ينفخ في النار على إبراهيم فهٰذه تُكرَم؛ فنقول: لا، العنكبوت تُقتَل إذا آذت مثل غيرها، وهي تؤذي بعض الأحيان تعشش على الكتب وعلى الجدار فتُقتل؛ بل في حديث لٰكنه ضعيف الأمر بقتل العنكبوت.
المصدر: لقاء الباب المفتوح (اللقاء: 229 /السؤال: 4)
https://
🌅@salafysolo
╚══════ 🔎📚
Sabtu, 17 Maret 2018
KUMPULAN HADITS-HADITS PALSU TENTANG KEUTAMAAN BULAN RAJAB.
*📚KUMPULAN HADITS-HADITS PALSU TENTANG KEUTAMAAN BULAN RAJAB.*
(Postingan ini bbc sekaligus menjawab pertanyaan mengenai keutamasan bulan rajab)
*_✏Oleh: Syeikh Badr Muhammad Al Badr -hafidzahullah-._*
📂Segala puji hanya bagi Allah, Shalawat dan Salam semoga terlimpahkan kepada penutup para Nabi beserta keluarga dan para sahabat-sahabatnya.
Amma ba'du:
Ini adalah kumpulan *hadits-hadits palsu* yang diriwayatkan tentang *keutamaan bulan rajab serta amalan-amalan* yang ada didalamnya.
Aku merangkumnya dari kitab-kitab para ulama' yang aku meminta kepada Allah agar menjadikannya bermanfaat bagi khalayak umum.
*1.Hadits Anas bin Malik -radhiyallahu 'anhu-:*
_{Disebut Rajab (mulia) karena mereka menganggap mulia dengan memperbanyak amalan padanya untuk (menyambut) sya'ban dan ramadhan}._
🔻Berkata Syeikh Al Albany didalam Dhaiful Jami' (3285);
*Hadits ini palsu.*
2. Hadits:
_{Keutamaan bulan rajab dibanding bulan yang lainnya seperti keutamaan Al Qur_an dibandingkan seluruh perkataan}._
🔻Berkata As Sakhawy dlm Kasyful Khifa': 740. Berkata Syeikhunaa Ibnu Hajr:
*Hadits ini palsu.*
*3. Hadits Abu Umamah -radhiyallahu 'anhu- :*
_{Ada lima malam yang tidak akan ditolak suatu doa padanya; malam pertama dari bulan rajab...dst}._
🔻Berkata Syeikh Al Albany dlm Dhaiful Jami' (2852):
*Hadits palsu.*
4. Hadits:
_{Rajab adalah bulan yang sangat agung, Allah melipat gandakan (pahala) kebaikan didalamnya...dst}._
🔻 Berkata Adz Dzahaby dlm Al Mizan (5/62):
*Hadits ini batil* dan sanadnya gelap.
🔻Berkata Al Albany dlm silsilah Adh Dhaifah (5413):
*Hadits ini palsu.*
*5. Hadits Anas:*
_{Sesungguhnya disurga terdapat sebuah sungai yang disebut rajab, airnya lebih putih daripada susu dan lebih manis dari madu, barangsiapa yang berpuasa satu hari dibulan rajab, maka Allah akan memberinya minum dari sungai tsb}._
🔻Hadits ini disebutkan Ibnu Thahir dlm Tadzkiratul Maudhu'at (kitab yg memuat kumpulan *hadits-hadits palsu)* (288)
🔻Berkata Ibnul Jauzy dlm Al 'Ilal Al Mutanahiyah (912): Riwayat ini tidaklah shahih, didalamnya terdapat para perawi yg majhul yang kami tidak mengetahui siapakah mereka ini.
🔻Berkata Al Albany dlm Dhaiful Jami' (1902):
*Hadits ini palsu.*
*6. Hadits Abu Sa'id Al Khudry:*
_{Rajab adalah bulan Allah, barangsiapa yang berpuasa dua hari dibulan rajab, maka ia akan medapatkan pahala dua kali lipat, yang timbangan tiap kelipatannya seberat gunung yg ada didunia...dst}._
🔻Berkata Asy Syaukany dlm Al Fawaid (116):
*Hadits ini palsu.*
*7. Hadits Anas:*
_Barangsiapa yang berpuasa tiga hari dibulan rajab, maka dicatat baginya pahala puasa satu bulan penuh._ 🔻
*Hadits ini palsu,*
disebutkan oleh Asy Syaukany dlm Al Fawaid dalam kumpulan hadits-hadits palsu (116), didalam sanadnya ada seorang bernama 'Amr bin Azhar yang disebut oleh Imam Ahmad dan Ibnu Hibban sebagai pendusta.
Berkata Ibnu Rajab dlm Ath Thaif Al Ma'arif (174):
*Tidak ada satupun keterangan yang shahih dari Nabi -shalallahu 'alaihi wa sallam- dan para sahabatnya tentang pengkhususan puasa dibulan rajab.*
*8. Hadits Al Husain bin 'Ali:*
_{Barangsiapa yang menghidupkan malam dibulan rajab dan berpuasa disiang harinya maka Allah akan memberikan makanan dari buah-buah surga...dst}._
*Hadits ini palsu,* disebutkan Asy Syaukany dlm Al Fawaid dalam kumpulan hadits-hadits palsu (117). Didalam sanadnya ada seorang perawi bernama Hafs bin Makhariq.
Imam Ad Daruquthny berkata:
Hafs bin Makhariq adalah *seorang pendusta.*
*9. Hadits Anas:*
_{Barangsiapa yang shalat maghrib diawal malam bulan rajab lalu setelahnya ia shalat dua puluh rakaat maka kelak ia akan melintasi jembatan Ash Shirath tanpa hisab...dst}._
🔻Berkata Ibnul Qayyim dlm Al Manarul Munir (170):
*Hadits ini dusta* dan dibuat-buat.
🔻Berkata Asy Syaukany dlm Al Fawaid (67): Diriwayatkan oleh Al Jauraqany dan beliau berkata:
*Hadits ini palsu,* kebanyakan perawinya majhul.
*10. Hadits Anas:*
_{ Barangsiapa yang shalat dimalam pertengahan bulan rajab sebanyak empat belas rakaat...dst}._
🔻Berkata Asy Syaukany dlm Al Fawaid (69):
Diriwayatkan oleh Al Jauraqany dan beliau berkata:
*Hadits ini palsu.*
🔻Berkata Ibnul Qayyim dlm Al Manarul Munif (170):
*Seluruh hadits yang menyebutkan tentang shalat disebagian malam bulan rajab adalah hadits dusta dan dibuat-buat.*
11. Hadits:
_{Jangan kalian lalaikan jum'at pertama dibulan rajab, karena sesungguhnya malamnya disebut oleh para malaikat dengan sebutan ragha'ib (pengharapan)...dst}._
🔻Berkata Syeikhul Islam dlm Al Iqtidha' (331):
Kamis pertama dibulan rajab dan malam jum'at yg disebut Raga'ib itu, diriwayatkan dalam sebuah *hadits yang palsu* dengan kesepakatan para ulama'.
🔻Berkata Ibnul Qayyim dlm Al Manarul Munif (169):
*Hadits dusta.*
🔻 Berkata Ibnu Rajab dlm Thaiful Ma'arif (173):
*Hadits-hadits yang diriwayatkan tentang shalat ragha'ib pada awal jum'at dibulan rajab adalah dusta, batil, tidak shahih, dan tidak ada satupun riwayat yang shahih tentang shalat khusus yang dikhususkan pada bulan rajab.*
Inilah *sebagian* hadits yang diriwayatkan berkaitan tentang bulan rajab, dan Al Hafidz Ibnu Hajar Al 'Asyqalany telah mengarang sebuah risalah yang mengumpulkan hadits-hadits palsu tentang keutamaan ibadah pada bulan rajab, yang beliau beri nama risalah tersebut:
(تبيين العجب فيما ورد في فضل رجب)
Selesai.
✏Ditulis oleh:
Badr Muhammad Al Badr
_____________
Penerjemah:
Fauzan Abu Muhammad Al Kutawy hafizhahullah
(Postingan ini bbc sekaligus menjawab pertanyaan mengenai keutamasan bulan rajab)
*_✏Oleh: Syeikh Badr Muhammad Al Badr -hafidzahullah-._*
📂Segala puji hanya bagi Allah, Shalawat dan Salam semoga terlimpahkan kepada penutup para Nabi beserta keluarga dan para sahabat-sahabatnya.
Amma ba'du:
Ini adalah kumpulan *hadits-hadits palsu* yang diriwayatkan tentang *keutamaan bulan rajab serta amalan-amalan* yang ada didalamnya.
Aku merangkumnya dari kitab-kitab para ulama' yang aku meminta kepada Allah agar menjadikannya bermanfaat bagi khalayak umum.
*1.Hadits Anas bin Malik -radhiyallahu 'anhu-:*
_{Disebut Rajab (mulia) karena mereka menganggap mulia dengan memperbanyak amalan padanya untuk (menyambut) sya'ban dan ramadhan}._
🔻Berkata Syeikh Al Albany didalam Dhaiful Jami' (3285);
*Hadits ini palsu.*
2. Hadits:
_{Keutamaan bulan rajab dibanding bulan yang lainnya seperti keutamaan Al Qur_an dibandingkan seluruh perkataan}._
🔻Berkata As Sakhawy dlm Kasyful Khifa': 740. Berkata Syeikhunaa Ibnu Hajr:
*Hadits ini palsu.*
*3. Hadits Abu Umamah -radhiyallahu 'anhu- :*
_{Ada lima malam yang tidak akan ditolak suatu doa padanya; malam pertama dari bulan rajab...dst}._
🔻Berkata Syeikh Al Albany dlm Dhaiful Jami' (2852):
*Hadits palsu.*
4. Hadits:
_{Rajab adalah bulan yang sangat agung, Allah melipat gandakan (pahala) kebaikan didalamnya...dst}._
🔻 Berkata Adz Dzahaby dlm Al Mizan (5/62):
*Hadits ini batil* dan sanadnya gelap.
🔻Berkata Al Albany dlm silsilah Adh Dhaifah (5413):
*Hadits ini palsu.*
*5. Hadits Anas:*
_{Sesungguhnya disurga terdapat sebuah sungai yang disebut rajab, airnya lebih putih daripada susu dan lebih manis dari madu, barangsiapa yang berpuasa satu hari dibulan rajab, maka Allah akan memberinya minum dari sungai tsb}._
🔻Hadits ini disebutkan Ibnu Thahir dlm Tadzkiratul Maudhu'at (kitab yg memuat kumpulan *hadits-hadits palsu)* (288)
🔻Berkata Ibnul Jauzy dlm Al 'Ilal Al Mutanahiyah (912): Riwayat ini tidaklah shahih, didalamnya terdapat para perawi yg majhul yang kami tidak mengetahui siapakah mereka ini.
🔻Berkata Al Albany dlm Dhaiful Jami' (1902):
*Hadits ini palsu.*
*6. Hadits Abu Sa'id Al Khudry:*
_{Rajab adalah bulan Allah, barangsiapa yang berpuasa dua hari dibulan rajab, maka ia akan medapatkan pahala dua kali lipat, yang timbangan tiap kelipatannya seberat gunung yg ada didunia...dst}._
🔻Berkata Asy Syaukany dlm Al Fawaid (116):
*Hadits ini palsu.*
*7. Hadits Anas:*
_Barangsiapa yang berpuasa tiga hari dibulan rajab, maka dicatat baginya pahala puasa satu bulan penuh._ 🔻
*Hadits ini palsu,*
disebutkan oleh Asy Syaukany dlm Al Fawaid dalam kumpulan hadits-hadits palsu (116), didalam sanadnya ada seorang bernama 'Amr bin Azhar yang disebut oleh Imam Ahmad dan Ibnu Hibban sebagai pendusta.
Berkata Ibnu Rajab dlm Ath Thaif Al Ma'arif (174):
*Tidak ada satupun keterangan yang shahih dari Nabi -shalallahu 'alaihi wa sallam- dan para sahabatnya tentang pengkhususan puasa dibulan rajab.*
*8. Hadits Al Husain bin 'Ali:*
_{Barangsiapa yang menghidupkan malam dibulan rajab dan berpuasa disiang harinya maka Allah akan memberikan makanan dari buah-buah surga...dst}._
*Hadits ini palsu,* disebutkan Asy Syaukany dlm Al Fawaid dalam kumpulan hadits-hadits palsu (117). Didalam sanadnya ada seorang perawi bernama Hafs bin Makhariq.
Imam Ad Daruquthny berkata:
Hafs bin Makhariq adalah *seorang pendusta.*
*9. Hadits Anas:*
_{Barangsiapa yang shalat maghrib diawal malam bulan rajab lalu setelahnya ia shalat dua puluh rakaat maka kelak ia akan melintasi jembatan Ash Shirath tanpa hisab...dst}._
🔻Berkata Ibnul Qayyim dlm Al Manarul Munir (170):
*Hadits ini dusta* dan dibuat-buat.
🔻Berkata Asy Syaukany dlm Al Fawaid (67): Diriwayatkan oleh Al Jauraqany dan beliau berkata:
*Hadits ini palsu,* kebanyakan perawinya majhul.
*10. Hadits Anas:*
_{ Barangsiapa yang shalat dimalam pertengahan bulan rajab sebanyak empat belas rakaat...dst}._
🔻Berkata Asy Syaukany dlm Al Fawaid (69):
Diriwayatkan oleh Al Jauraqany dan beliau berkata:
*Hadits ini palsu.*
🔻Berkata Ibnul Qayyim dlm Al Manarul Munif (170):
*Seluruh hadits yang menyebutkan tentang shalat disebagian malam bulan rajab adalah hadits dusta dan dibuat-buat.*
11. Hadits:
_{Jangan kalian lalaikan jum'at pertama dibulan rajab, karena sesungguhnya malamnya disebut oleh para malaikat dengan sebutan ragha'ib (pengharapan)...dst}._
🔻Berkata Syeikhul Islam dlm Al Iqtidha' (331):
Kamis pertama dibulan rajab dan malam jum'at yg disebut Raga'ib itu, diriwayatkan dalam sebuah *hadits yang palsu* dengan kesepakatan para ulama'.
🔻Berkata Ibnul Qayyim dlm Al Manarul Munif (169):
*Hadits dusta.*
🔻 Berkata Ibnu Rajab dlm Thaiful Ma'arif (173):
*Hadits-hadits yang diriwayatkan tentang shalat ragha'ib pada awal jum'at dibulan rajab adalah dusta, batil, tidak shahih, dan tidak ada satupun riwayat yang shahih tentang shalat khusus yang dikhususkan pada bulan rajab.*
Inilah *sebagian* hadits yang diriwayatkan berkaitan tentang bulan rajab, dan Al Hafidz Ibnu Hajar Al 'Asyqalany telah mengarang sebuah risalah yang mengumpulkan hadits-hadits palsu tentang keutamaan ibadah pada bulan rajab, yang beliau beri nama risalah tersebut:
(تبيين العجب فيما ورد في فضل رجب)
Selesai.
✏Ditulis oleh:
Badr Muhammad Al Badr
_____________
Penerjemah:
Fauzan Abu Muhammad Al Kutawy hafizhahullah
Rabu, 14 Maret 2018
Hukum Menari Atau Joget Dalam Islam
Hukum Menari Atau Joget Dalam Islam
Disebutkan dalam kamus Mu’jam Al-Wasith:
تنقَّل وحرك جسمه على إِيقاع موسيقى أو على الغناء
“(ar-raqshu adalah) seseorang berpindah-pindah posisi dan menggerak-gerakkan badannya sesuai irama musik atau nyanyian.”
Para ulama yang semangat membimbing umat kepada kebaikan dan mencegah umat dari keburukan membahas masalah ar-raqshu. Kita simak uraian ringkas berikut.
Hukum ar-raqshu secara umum
Allah Ta’ala berfirman,
لَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحًا إِنَّكَ لَنْ تَخْرِقَ الْأَرْضَ وَلَنْ تَبْلُغَ الْجِبَالَ طُولًا {الإسراء: 37}.
“Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan cara al-marah, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung” (QS. Al-Isra: 37).
Imam Al-Qurthubi dalam Tafsirnya menjelaskan,
اسْتَدَلَّ الْعُلَمَاءُ بِهَذِهِ الْآيَةِ عَلَى ذَمِّ الرَّقْصِ وَتَعَاطِيهِ. قَالَ الْإِمَامُ أَبُو الْوَفَاءِ ابْنُ عَقِيلٍ: قَدْ نَصَّ الْقُرْآنُ عَلَى النَّهْيِ عَنِ الرَّقْصِ فَقَالَ:” وَلا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحاً” وَذَمَّ الْمُخْتَالَ. والرقص أشد المرح والبطر
“Para ulama berdalil dengan ayat ini untuk mencela joget dan pelakunya. Al-Imam Abul Wafa bin Aqil mengatakan, ‘Al-Qur’an menyatakan dilarangnya joget dalam firman-Nya janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan cara al marah (penuh kesenangan). Dan ayat ini juga mencela kesombongan. Sedangkan joget itu adalah bentuk jalan dengan ekspresi sangat-sangat senang dan penuh kesombongan” (Tafsir Al-Qurthubi, 10/263).
Ulama berbeda pendapat mengenai hukum ar-raqshu. Sebagian ulama Syafi’iyyah membolehkan ar-raqshu (lihat Mausu’ah Fiqhiyyah Kuwaitiyah, 23/10) berdalil dengan hadits Aisyah radhiallahu’anha,
جاء حَبَشٌ يزْفِنونَ في يومِ عيدٍ في المسجدِ . فدعاني النبيُّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ . فوضَعْتُ رأسي . على منكبِه . فجعلتُ أنظرُ إلى لعبِهم . حتى كنتُ أنا التي أنصرفُ عن النظرِ إليهم
“Datang orang-orang Habasyah menari-nari di masjid pada hari Id. Maka Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam memanggilku. Aku letakkan kepalaku di atas bahu beliau. Dan akupun menonton orang-orang Habasyah tersebut sampai aku sendiri yang memutuskan untuk tidak ingin melihat lagi” (HR. Muslim no. 892).
Namun jika kita gabungkan dengan riwayat yang lain, maka kita akan ketahui bahwa يزْفِنونَ (menari-nari) di sini maksudnya bermain alat-alat perang. Sebagaimana dalam riwayat Bukhari,
كانَ الحَبَشُ يلعبونَ بِحِرابِهم فَسَتَرنِي رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّمَ وأنَا أنْظُرُ ، فمَا زِلْتُ أنظرُ حتَّى كنْتُ أنا أَنْصَرِفُ
“Orang-orang Habasyah bermain-main dengan alat-alat perang mereka. Rasulullah pun membentangkan sutrah agar mereka tidak melihat aku (‘Aisyah) sedangkan aku menonton mereka. Terus demikian sampai akhirnya aku (‘Aisyah) enggan melihat lagi” (HR. Bukhari no. 5190).
Dijelaskan dalam Mausu’ah Fiqhiyyah Kuwaitiyah (23/10),
فَذَهَبَ الْحَنَفِيَّةُ وَالْمَالِكِيَّةُ وَالْحَنَابِلَةُ وَالْقَفَّال مِنَ الشَّافِعِيَّةِ إِلَى كَرَاهَةِ الرَّقْصِ مُعَلِّلِينَ ذَلِكَ بِأَنَّ فِعْلَهُ دَنَاءَةٌ وَسَفَهٌ، وَأَنَّهُ مِنْ مُسْقِطَاتِ الْمُرُوءَةِ، وَأَنَّهُ مِنَ اللَّهْوِ. قَال الأَْبِيُّ: وَحَمَل الْعُلَمَاءُ حَدِيثَ رَقْصِ الْحَبَشَةِ عَلَى الْوَثْبِ بِسِلاَحِهِمْ، وَلَعِبِهِمْ بِحِرَابِهِمْ، لِيُوَافِقَ مَا جَاءَ فِي رِوَايَةٍ: يَلْعَبُونَ عِنْدَ رَسُول اللَّهِ بِحِرَابِهِمْ وَهَذَا كُلُّهُ مَا لَمْ يَصْحَبِ الرَّقْصَ أَمْرٌ مُحَرَّمٌ كَشُرْبِ الْخَمْرِ، أَوْ كَشْفِ الْعَوْرَةِ وَنَحْوِهِمَا، فَيَحْرُمُ اتِّفَاقًا
“Ulama Hanafiyah, Malikiyah, Hanabilah, dan Al-Qafal dari Syafi’iyyah memakruhkan joget dengan alasan karena ia adalah perbuatan dana’ah (rendah) dan safah (kebodohan). Dan ia merupakan perbuatan yang menjatuhkan wibawa. Dan ia juga merupakan lahwun (kesia-siaan). Al-Abbi mengatakan, ‘Para ulama memaknai hadits jogetnya orang Habasyah bahwa maksudnya (bukan joget sebagaimana yang kita ketahui) namun sekedar lompat-lompat ketika bermain pedang, dan alat-alat perang mereka.’ Sehingga sesuai dengan riwayat yang lain yang menyatakan bahwa mereka (orang Habasyah) bermain-main di dekat Rasulullah dengan alat-alat perang mereka.’ Demikian pemaparan ini semua dengan asumsi joget tersebut tidak dibarengi dengan hal yang diharamkan syariat seperti minum khamr, membuka aurat, atau yang lainnya. Jika dibarengi hal yang diharamkan maka hukumnya haram menurut sepakat ulama.”
Asy-Syaikh Al-Faqih Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin mengatakan,
الرقص مكروه في الأصل ، ولكن إذا كان على الطريقة الغربية ، أو كان تقليداً للكافرات : صار حراماً
“Berjoget/menari hukum asalnya makruh. Namun jika dilakukan dengan cara yang nyeleneh atau meniru orang kafir maka menjadi haram” (Liqaa Baabil Maftuh, 41/18).
Dengan demikian yang tepat, hukum ar-raqshu secara umum adalah makruh. Namun ini jika tidak disertai perbuatan yang dilarang agama seperti diiringi musik, membuka aurat, bergaya seperti wanita, meniru orang kafir, minum khamr dan lainnya. Jika dibarengi hal-hal yang diharamkan maka hukumnya haram menurut sepakat ulama.
Ini mencakup joget/menarinya lelaki di hadapan sesama lelaki, atau joget/menarinya wanita di hadapan sesama wanita, atau joget/menarinya lelaki di hadapan wanita.
Joget dan menarinya wanita di depan lelaki non mahram
Walaupun hukum asal ar-raqshu adalah makruh, namun jika dilakukan wanita di depan lelaki ajnabi (non-mahram) maka hukumnya haram. Karena jelas hal ini menimbulkan fitnah (godaan) yang besar bagi lelaki, termasuk perbuatan fahisyah dan mendekati zina. Padahal Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam mewanti-wanti fitnah (godaan) wanita, beliau bersabda,
ما تَركتُ بَعدي فِتنَةً أضرَّ على الرجالِ منَ النساءِ
“Tidaklah ada sepeninggalku fitnah (cobaan) yang paling berbahaya bagi lelaki selain fitnah (cobaan) terhadap wanita” (HR. Al-Bukhari 5096, Muslim 2740).
Beliau juga bersabda,
إن الدنيا حلوةٌ خضرةٌ . وإن اللهَ مستخلفُكم فيها . فينظرُ كيف تعملون . فاتقوا الدنيا واتقوا النساءَ . فإن أولَ فتنةِ بني إسرائيلَ كانت في النساءِ
“Sesungguhnya dunia itu manis dan hijau. Dan Allah telah mempercayakan kalian untuk mengurusinya, sehingga Allah melihat apa yang kalian perbuat (di sana). Maka berhati-hatilah kalian dari fitnah (cobaan) dunia dan takutlah kalian terhadap fitnah (cobaan) wanita. Karena sesungguhnya fitnah (cobaan) pertama pada Bani Isra’il adalah cobaan wanita” (HR Muslim 2742).
Kemudian lelaki mukmin dan wanita mukminah diperintahkan oleh Allah untuk saling menundukkan pandangan, maka jika sengaja memperlihatkan joget dan tarian kepada lelaki non mahram ini menyelisihi 180 derajat perintah Allah tersebut. Allah Ta’ala berfirman,
قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ (٣٠) وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, ‘Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat.’ Katakanlah kepada wanita yang beriman, ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya’” (QS. An-Nur: 30-31).
Lelaki muslim dilarang memandang wanita yang tidak halal baginya dengan sengaja, baik dengan atau tanpa syahwat. Jika dengan syahwat atau untuk bernikmat-nikmat maka lebih terlarang lagi.
Dan zinanya mata adalah dengan memandang. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda,
إن اللهَ كتب على ابنِ آدمَ حظَّه من الزنا، أدرك ذلك لا محالةَ ، فزنا العينِ النظرُ، وزنا اللسانِ المنطقُ، والنفسُ تتمنى وتشتهي، والفرجُ يصدقُ ذلك كلَّه أو يكذبُه
“sesungguhnya Allah telah menakdirkan bahwa pada setiap anak Adam memiliki bagian dari perbuatan zina yang pasti terjadi dan tidak mungkin dihindari. Zinanya mata adalah penglihatan, zinanya lisan adalah ucapan, sedangkan nafsu (zina hati) adalah berkeinginan dan berangan-angan, dan kemaluanlah yang membenarkan atau mengingkarinya” (HR. Al-Bukhari 6243).
Para ulama dalam Al-Lajnah Ad-Daimah lil Buhuts wal Ifta’ ditanya, “apa hukum wanita berjoget/menari di depan lelaki ajnabi (non mahram)?” Mereka menjawab,
الواجب على المرأة المسلمة الاحتشام والتستر بالحجاب الكامل عن الرجال غير المحارم، والبعد عن أسباب الفتنة، ومن أعظمها رقصها أمام الرجال الأجانب، فهو محرم لا يجوز، وهو مسبب للفتنة والوقوع في الفاحشة، ومناف للحياء، فعلى المرأة المسلمة الابتعاد عن ذلك وعن غيره من أسباب الفتنة
“Wajib bagi wanita muslimah untuk berlaku sopan dan menutup dirinya dengan hijab yang sempurna dari para lelaki yang bukan mahram. Dan wajib juga bagi mereka untuk menjauhi sebab-sebab fitnah (godaan). Dan di antara godaan yang paling besar adalah joget/menarinya mereka di depan lelaki yang bukan mahram. Ini hukumnya haram, tidak diperbolehkan. Dan ini merupakan sebab fitnah dan sebab terjerumusnya seseorang dalam perbuatan fahisyah (zina). Maka wajib bagi wanita muslimah untuk menjauhkan diri dari perbuatan tersebut dan dari semua perbuatan yang menyebabkan fitnah (godaan)” (Fatawa Al-Lajnah Ad-Daimah, jilid 3 no. 16638).
Joget dan menarinya wanita di depan suaminya
Adapun jogetnya istri khusus di depan suaminya maka hukumnya halal. Karena jogetnya istri di depan suami tentunya tidak ada faktor kesombongan, dan juga tidak termasuk perbuatan dana’ah dan safah.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin menyebutkan,
أما رقص المرأة أمام زوجها وليس عندهما أحد فلا بأس به؛ لأن ذلك ربما يكون أدعى لرغبة الزوج فيها، وكل ما كان أدعى لرغبة الزوج فيها فإنه مطلوب ما لم يكن محرماً بعينه، ولهذا يسن للمرأة أن تتجمل لزوجها، كما يسن للزوج أيضاً أن يتجمل لزوجته كما تتجمل له
“Adapun joget/menarinya wanita di depan suaminya tanpa dilihat orang lain, maka tidak mengapa. Karena ini terkadang bisa membangkitkan cinta suami terhadap istrinya. Dan semua hal yang membangkitkan cinta suami terhadap istrinya adalah hal yang dituntut dalam syariat, selama bukan perbuatan yang haram secara dzatnya. Oleh karena itu istri disunnahkan untuk berhias di depan suaminya. Sebagaimana juga suami disunnahkan untuk berhias bagi istrinya” (Liqa Asy-Syahri, 12/19).
Syaikh Masyhur Hasan Alu Salman mengatakan, “Jogetnya seorang istri khusus untuk suaminya hukumnya halal dalam bentuk apapun. Wallahu’alam” (Fatawa Syaikh Masyhur Hasan Alu Salman, fatwa no. 49, Asy-Syamilah).
Demikian uraian ringkas mengenai ar-raqshu, semoga menjadi tambahan ilmu untuk kita semua. Wallahu waliyyut taufiq was sadaad.
Disebutkan dalam kamus Mu’jam Al-Wasith:
تنقَّل وحرك جسمه على إِيقاع موسيقى أو على الغناء
“(ar-raqshu adalah) seseorang berpindah-pindah posisi dan menggerak-gerakkan badannya sesuai irama musik atau nyanyian.”
Para ulama yang semangat membimbing umat kepada kebaikan dan mencegah umat dari keburukan membahas masalah ar-raqshu. Kita simak uraian ringkas berikut.
Hukum ar-raqshu secara umum
Allah Ta’ala berfirman,
لَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحًا إِنَّكَ لَنْ تَخْرِقَ الْأَرْضَ وَلَنْ تَبْلُغَ الْجِبَالَ طُولًا {الإسراء: 37}.
“Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan cara al-marah, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung” (QS. Al-Isra: 37).
Imam Al-Qurthubi dalam Tafsirnya menjelaskan,
اسْتَدَلَّ الْعُلَمَاءُ بِهَذِهِ الْآيَةِ عَلَى ذَمِّ الرَّقْصِ وَتَعَاطِيهِ. قَالَ الْإِمَامُ أَبُو الْوَفَاءِ ابْنُ عَقِيلٍ: قَدْ نَصَّ الْقُرْآنُ عَلَى النَّهْيِ عَنِ الرَّقْصِ فَقَالَ:” وَلا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحاً” وَذَمَّ الْمُخْتَالَ. والرقص أشد المرح والبطر
“Para ulama berdalil dengan ayat ini untuk mencela joget dan pelakunya. Al-Imam Abul Wafa bin Aqil mengatakan, ‘Al-Qur’an menyatakan dilarangnya joget dalam firman-Nya janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan cara al marah (penuh kesenangan). Dan ayat ini juga mencela kesombongan. Sedangkan joget itu adalah bentuk jalan dengan ekspresi sangat-sangat senang dan penuh kesombongan” (Tafsir Al-Qurthubi, 10/263).
Ulama berbeda pendapat mengenai hukum ar-raqshu. Sebagian ulama Syafi’iyyah membolehkan ar-raqshu (lihat Mausu’ah Fiqhiyyah Kuwaitiyah, 23/10) berdalil dengan hadits Aisyah radhiallahu’anha,
جاء حَبَشٌ يزْفِنونَ في يومِ عيدٍ في المسجدِ . فدعاني النبيُّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ . فوضَعْتُ رأسي . على منكبِه . فجعلتُ أنظرُ إلى لعبِهم . حتى كنتُ أنا التي أنصرفُ عن النظرِ إليهم
“Datang orang-orang Habasyah menari-nari di masjid pada hari Id. Maka Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam memanggilku. Aku letakkan kepalaku di atas bahu beliau. Dan akupun menonton orang-orang Habasyah tersebut sampai aku sendiri yang memutuskan untuk tidak ingin melihat lagi” (HR. Muslim no. 892).
Namun jika kita gabungkan dengan riwayat yang lain, maka kita akan ketahui bahwa يزْفِنونَ (menari-nari) di sini maksudnya bermain alat-alat perang. Sebagaimana dalam riwayat Bukhari,
كانَ الحَبَشُ يلعبونَ بِحِرابِهم فَسَتَرنِي رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّمَ وأنَا أنْظُرُ ، فمَا زِلْتُ أنظرُ حتَّى كنْتُ أنا أَنْصَرِفُ
“Orang-orang Habasyah bermain-main dengan alat-alat perang mereka. Rasulullah pun membentangkan sutrah agar mereka tidak melihat aku (‘Aisyah) sedangkan aku menonton mereka. Terus demikian sampai akhirnya aku (‘Aisyah) enggan melihat lagi” (HR. Bukhari no. 5190).
Dijelaskan dalam Mausu’ah Fiqhiyyah Kuwaitiyah (23/10),
فَذَهَبَ الْحَنَفِيَّةُ وَالْمَالِكِيَّةُ وَالْحَنَابِلَةُ وَالْقَفَّال مِنَ الشَّافِعِيَّةِ إِلَى كَرَاهَةِ الرَّقْصِ مُعَلِّلِينَ ذَلِكَ بِأَنَّ فِعْلَهُ دَنَاءَةٌ وَسَفَهٌ، وَأَنَّهُ مِنْ مُسْقِطَاتِ الْمُرُوءَةِ، وَأَنَّهُ مِنَ اللَّهْوِ. قَال الأَْبِيُّ: وَحَمَل الْعُلَمَاءُ حَدِيثَ رَقْصِ الْحَبَشَةِ عَلَى الْوَثْبِ بِسِلاَحِهِمْ، وَلَعِبِهِمْ بِحِرَابِهِمْ، لِيُوَافِقَ مَا جَاءَ فِي رِوَايَةٍ: يَلْعَبُونَ عِنْدَ رَسُول اللَّهِ بِحِرَابِهِمْ وَهَذَا كُلُّهُ مَا لَمْ يَصْحَبِ الرَّقْصَ أَمْرٌ مُحَرَّمٌ كَشُرْبِ الْخَمْرِ، أَوْ كَشْفِ الْعَوْرَةِ وَنَحْوِهِمَا، فَيَحْرُمُ اتِّفَاقًا
“Ulama Hanafiyah, Malikiyah, Hanabilah, dan Al-Qafal dari Syafi’iyyah memakruhkan joget dengan alasan karena ia adalah perbuatan dana’ah (rendah) dan safah (kebodohan). Dan ia merupakan perbuatan yang menjatuhkan wibawa. Dan ia juga merupakan lahwun (kesia-siaan). Al-Abbi mengatakan, ‘Para ulama memaknai hadits jogetnya orang Habasyah bahwa maksudnya (bukan joget sebagaimana yang kita ketahui) namun sekedar lompat-lompat ketika bermain pedang, dan alat-alat perang mereka.’ Sehingga sesuai dengan riwayat yang lain yang menyatakan bahwa mereka (orang Habasyah) bermain-main di dekat Rasulullah dengan alat-alat perang mereka.’ Demikian pemaparan ini semua dengan asumsi joget tersebut tidak dibarengi dengan hal yang diharamkan syariat seperti minum khamr, membuka aurat, atau yang lainnya. Jika dibarengi hal yang diharamkan maka hukumnya haram menurut sepakat ulama.”
Asy-Syaikh Al-Faqih Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin mengatakan,
الرقص مكروه في الأصل ، ولكن إذا كان على الطريقة الغربية ، أو كان تقليداً للكافرات : صار حراماً
“Berjoget/menari hukum asalnya makruh. Namun jika dilakukan dengan cara yang nyeleneh atau meniru orang kafir maka menjadi haram” (Liqaa Baabil Maftuh, 41/18).
Dengan demikian yang tepat, hukum ar-raqshu secara umum adalah makruh. Namun ini jika tidak disertai perbuatan yang dilarang agama seperti diiringi musik, membuka aurat, bergaya seperti wanita, meniru orang kafir, minum khamr dan lainnya. Jika dibarengi hal-hal yang diharamkan maka hukumnya haram menurut sepakat ulama.
Ini mencakup joget/menarinya lelaki di hadapan sesama lelaki, atau joget/menarinya wanita di hadapan sesama wanita, atau joget/menarinya lelaki di hadapan wanita.
Joget dan menarinya wanita di depan lelaki non mahram
Walaupun hukum asal ar-raqshu adalah makruh, namun jika dilakukan wanita di depan lelaki ajnabi (non-mahram) maka hukumnya haram. Karena jelas hal ini menimbulkan fitnah (godaan) yang besar bagi lelaki, termasuk perbuatan fahisyah dan mendekati zina. Padahal Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam mewanti-wanti fitnah (godaan) wanita, beliau bersabda,
ما تَركتُ بَعدي فِتنَةً أضرَّ على الرجالِ منَ النساءِ
“Tidaklah ada sepeninggalku fitnah (cobaan) yang paling berbahaya bagi lelaki selain fitnah (cobaan) terhadap wanita” (HR. Al-Bukhari 5096, Muslim 2740).
Beliau juga bersabda,
إن الدنيا حلوةٌ خضرةٌ . وإن اللهَ مستخلفُكم فيها . فينظرُ كيف تعملون . فاتقوا الدنيا واتقوا النساءَ . فإن أولَ فتنةِ بني إسرائيلَ كانت في النساءِ
“Sesungguhnya dunia itu manis dan hijau. Dan Allah telah mempercayakan kalian untuk mengurusinya, sehingga Allah melihat apa yang kalian perbuat (di sana). Maka berhati-hatilah kalian dari fitnah (cobaan) dunia dan takutlah kalian terhadap fitnah (cobaan) wanita. Karena sesungguhnya fitnah (cobaan) pertama pada Bani Isra’il adalah cobaan wanita” (HR Muslim 2742).
Kemudian lelaki mukmin dan wanita mukminah diperintahkan oleh Allah untuk saling menundukkan pandangan, maka jika sengaja memperlihatkan joget dan tarian kepada lelaki non mahram ini menyelisihi 180 derajat perintah Allah tersebut. Allah Ta’ala berfirman,
قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ (٣٠) وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, ‘Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat.’ Katakanlah kepada wanita yang beriman, ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya’” (QS. An-Nur: 30-31).
Lelaki muslim dilarang memandang wanita yang tidak halal baginya dengan sengaja, baik dengan atau tanpa syahwat. Jika dengan syahwat atau untuk bernikmat-nikmat maka lebih terlarang lagi.
Dan zinanya mata adalah dengan memandang. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda,
إن اللهَ كتب على ابنِ آدمَ حظَّه من الزنا، أدرك ذلك لا محالةَ ، فزنا العينِ النظرُ، وزنا اللسانِ المنطقُ، والنفسُ تتمنى وتشتهي، والفرجُ يصدقُ ذلك كلَّه أو يكذبُه
“sesungguhnya Allah telah menakdirkan bahwa pada setiap anak Adam memiliki bagian dari perbuatan zina yang pasti terjadi dan tidak mungkin dihindari. Zinanya mata adalah penglihatan, zinanya lisan adalah ucapan, sedangkan nafsu (zina hati) adalah berkeinginan dan berangan-angan, dan kemaluanlah yang membenarkan atau mengingkarinya” (HR. Al-Bukhari 6243).
Para ulama dalam Al-Lajnah Ad-Daimah lil Buhuts wal Ifta’ ditanya, “apa hukum wanita berjoget/menari di depan lelaki ajnabi (non mahram)?” Mereka menjawab,
الواجب على المرأة المسلمة الاحتشام والتستر بالحجاب الكامل عن الرجال غير المحارم، والبعد عن أسباب الفتنة، ومن أعظمها رقصها أمام الرجال الأجانب، فهو محرم لا يجوز، وهو مسبب للفتنة والوقوع في الفاحشة، ومناف للحياء، فعلى المرأة المسلمة الابتعاد عن ذلك وعن غيره من أسباب الفتنة
“Wajib bagi wanita muslimah untuk berlaku sopan dan menutup dirinya dengan hijab yang sempurna dari para lelaki yang bukan mahram. Dan wajib juga bagi mereka untuk menjauhi sebab-sebab fitnah (godaan). Dan di antara godaan yang paling besar adalah joget/menarinya mereka di depan lelaki yang bukan mahram. Ini hukumnya haram, tidak diperbolehkan. Dan ini merupakan sebab fitnah dan sebab terjerumusnya seseorang dalam perbuatan fahisyah (zina). Maka wajib bagi wanita muslimah untuk menjauhkan diri dari perbuatan tersebut dan dari semua perbuatan yang menyebabkan fitnah (godaan)” (Fatawa Al-Lajnah Ad-Daimah, jilid 3 no. 16638).
Joget dan menarinya wanita di depan suaminya
Adapun jogetnya istri khusus di depan suaminya maka hukumnya halal. Karena jogetnya istri di depan suami tentunya tidak ada faktor kesombongan, dan juga tidak termasuk perbuatan dana’ah dan safah.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin menyebutkan,
أما رقص المرأة أمام زوجها وليس عندهما أحد فلا بأس به؛ لأن ذلك ربما يكون أدعى لرغبة الزوج فيها، وكل ما كان أدعى لرغبة الزوج فيها فإنه مطلوب ما لم يكن محرماً بعينه، ولهذا يسن للمرأة أن تتجمل لزوجها، كما يسن للزوج أيضاً أن يتجمل لزوجته كما تتجمل له
“Adapun joget/menarinya wanita di depan suaminya tanpa dilihat orang lain, maka tidak mengapa. Karena ini terkadang bisa membangkitkan cinta suami terhadap istrinya. Dan semua hal yang membangkitkan cinta suami terhadap istrinya adalah hal yang dituntut dalam syariat, selama bukan perbuatan yang haram secara dzatnya. Oleh karena itu istri disunnahkan untuk berhias di depan suaminya. Sebagaimana juga suami disunnahkan untuk berhias bagi istrinya” (Liqa Asy-Syahri, 12/19).
Syaikh Masyhur Hasan Alu Salman mengatakan, “Jogetnya seorang istri khusus untuk suaminya hukumnya halal dalam bentuk apapun. Wallahu’alam” (Fatawa Syaikh Masyhur Hasan Alu Salman, fatwa no. 49, Asy-Syamilah).
Demikian uraian ringkas mengenai ar-raqshu, semoga menjadi tambahan ilmu untuk kita semua. Wallahu waliyyut taufiq was sadaad.
Kamis, 08 Maret 2018
RINGKASAN FATWA ‘ULAMA SEPUTAR DAKWAH DENGAN VIDEO BERGAMBAR
Masjid Imam Al-Wadi'i:
🏮 *RINGKASAN FATWA ‘ULAMA SEPUTAR DAKWAH DENGAN VIDEO BERGAMBAR*
1⃣ Lajnah Dâimah.
SOAL:
هَلِ التَّصْوِيْرُ الَّذِي تَسْتَخْدِمُ فِيْهِ كَامِيْرَا الفِيْدِيُو يَقَعُ حُكْمُهُ تَحْتَ التَّصْوِيْرِ الفُوتُوغْرَافِي؟
“Apakah gambar yang menggunakan padanya kamera video hukumnya seperti gambar fotografi?
JAWAB:
نَعَم ، حُكْمُ التَّصْوِيْرِ بِالفِيدِيُو حُكْمُ التَّصْوِيْرِ الفُوتُوغْرَافِيِّ بِالمَنْع وَالتَّحْرِيمِ لِعُمُومِ الأَدِلَّةِ».
*“Iya, hukum gambar dengan video adalah hukum gambar dengan fotografi dalam larangan dan keharomannya sesuai dengan keumuman dalil.”* [fatwa (no.16259)]
2⃣ Asy-Syaikh Muhammad Nâshiruddîn Al-Albânî rohimahullôh mengatakan:
كُلُّ الصُّوَرِ مُحرَّمَةٌ سَوَاءٌ كَانَتْ يَدَوِيَّةٌ أَو فُوتُوغْرَافِيَّةٌ أَو هَذِهِ (الموضة) الجَدِيْدَةُ الَّتِي سَمَّيْتَهَا -آنِفاً- (فِيْدِيُو)، كُلُّ هَذِهِ وَهَذِهِ وَهَذِهِ مُحرَّمَةٌ».
*“Setiap gambar adalah harom, sama saja dengan cara tangan, fotografi atau model baru yang sekarang engkau namakan dengan (video), maka semua ini, ini dan ini adalah harom.”* [dinukil dari “Al-Ibrôz li aqwâlil ‘Ulamâ fie hukmit tilfâz” (hal.14)]
3⃣ Asy-Syaikh Ibnu Bâz rohimahulloh.
SOAL:
س: مَا حُكْمُ التَّغْسِيْلِ وَالتَّكْفِيْنِ عَنْ طَرِيْقِ الفِيْدِيُو؟
“Apa hukum memandikan dan mengkafani (jenazah) melalui cara video?
JAWAB:
ج: التَّعْلِيْمُ يَكُونُ بِغَيْرِ الفِيْدِيُو لِمَا فِي الأَحَادِيْثِ الكَثِيْرَةِ الصَّحِيْحَةِ مِنَ النَّهْيِ عَنِ التَّصْوِيْرِ وَلَعْنِ المُصَوِّرِيْنَ».
*“Pengajaran dilakasanakan dengan tanpa video karena terdapat pada hadits-hadits yang banyak lagi shohih, yang melarang dari menggambar dan melaknat orang-orang yang menggambar.”* [dari “As’ilah Al-Jam’iyyah Al-Khoiriyyah bi Syaqrô”]
Beliau juga mengatakan:
«وَظُهُورُ صُورَتِي لَيْسَ دَلِيْلاً عَلَيَّ اِجَازَتِي التَّصْوِيْر وَلاَ عَلَى رِضَايَ بِهِ فَاِنِّي لَمْ أَعْلَمْ أَنَّهُمْ صَوَّرُونِي».
*“Nampaknya gambarku bukanlah dalil tentang pembolehan dariku tentang gambar, tidak pula juga bentuk keridhoanku padanya, karena aku tidaklah tahu bahwasanya mereka (mengambil) gambarku.”* [lihat “Lajnah Dâimah” (1/460)]
4⃣ Asy-Syaikh Muqbil bin Hâdî Al-Wâdi’î rohimahulloh mengatakan:
»وَمُنْكَرٌ عَظِيْمٌ أَنْ يَقُومَ المُحَاضِرُ فِي المَسَاجِدِ يُحَاضِرُ النَّاسَ وَالمُصَوَّرَة _أي الكَامِيْرَا_ مُوَجَّهَةٌ اِلَيْهِ ..... وَالبَثُّ المُبَاشِرُ _أَيّ النَّقْلُ الحَيُّ_ دَاخِلٌ فِي التَّحْرِيْمِ فَهُوَ يُعْتَبَرُ صُوْرَةً وَالنَّاسُ يُسَمَّونَهَا صُورَةً فَهِيَ مُحَرَّمَةٌ«
*“Kemungkaran yang besar adalah ketika seorang pemberi ceramah di Masjid; memberikan ceramah kepada orang-orang dalam keadaan kamera menghadap ke arahnya* ... dan siaran langsung masuk juga padanya dalam hal yang harom, maka hal tersebut termasuk gambar, dan orang-orang (pun) menamakannya juga gambar, dan ini adalah harom.” [lihat “Hukmu Tashwîr” (70-71)]
5⃣ Asy-Syaikh Ahmad bin Yahyâ An-Najmî rohimahullôh mengatakan:
«أَمَّا يَعْنِي ظُهُورُهُ عَلَى الشَّاشَةِ هَذَا لاَ شَكَّ أَنَّهُ مُنْكَرٌ ..»
*“Adapun nampaknya da’i di layar (TV), ini tidaklah diragukan bahwa itu mungkar.”* [dinukil dari “Al-Ibrôz li aqwâlil ‘Ulamâ fie hukmit tilfâz” (hal.32)]
6⃣ Asy-Syaikh Shôlih Al-Fauzân hafidzohullôh.
SOAL:
مَا حُكْمُ اسْتِخْدَامِ الوَسَائِلِ التَّعْلِيْمِيَّةِ مِن فِيدِيُو وَسِيْنِمَا وَغَيرِهِمَا فِي تَدْرِيْسِ المَوَّادِ الشَّرْعِيَّةِ كَالفِقْهِ وَالتَّفْسِيْرِ وَغَيرِهَا مِنَ المَوَّادِ الشَّرْعِيَّةِ؟ وَهَلْ فِي ذَلِكَ مَحْذُورٌ شَرْعِيٌّ؟ أَفْتُونَا مَأجُورِيْنَ.
“Apa hukumnya menggunakan wasilah untuk pengajaran dengan video dan sinema atau selain keduanya dalam mengejarkan bidang syari’ah seperti Fiqh, Tafsir atau selain keduanya dari bidang syari;ah? Apakah dalam hal tersebut ada larangan secara syari’at? Berikanlah kami fatwa semoga anda diberikan pahala.
JAWAB:
الَّذِي أَرَاهُ أَنَّ ذَلِكَ لَا يَجُوزُ؛ لِأَنَّهُ لاَبُدَّ أَن يَكُونَ مَصْحُوبًا بِالتَّصْوِيْرِ، وَالتَّصْوِيْرُ حَرَامٌ، وَليسَ هُنَاك ضَرُورَة تَدْعو إِلَيهِ. والله أعلم
“Dan yang aku pandang (dalam hal ini) adalah tidak boleh, karena diharuskan darinya disertai dengan (pengambilan) gambar, dan gambar adalah harom. *Dan tidaklah ada disana namanya darurat yang dibutuhkan padanya*, Wa Allôhu a’lam.” [lihat “Al-Muntaqo” (no.513)]
⁉🎙📹⛔ BOLEHKAH MEREKAM CERAMAH DENGAN VIDEO
✍🏻 Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan hafizhahullah
📬 Penanya: Semoga Allah berbuat baik kepada Anda wahai Samahatul Walid, penanya mengatakan: “Salah seorang ikhwah menukil dari Anda bahwa Anda berpendapat bolehnya merekam pelajaran-pelajaran dengan kamera video dan dia mengklaim bahwa Anda pernah mengatakan bahwa rekaman tersebut bisa dihapus setelah memanfaatkannya, apakah hal ini benar?
🔓 Asy-Syaikh: Cukuplah bagimu bahwa itu hanyalah klaim, cukup ini.
Klaim adalah sedusta-dusta ucapan, ini merupakan sedusta-dusta ucapan. Saya tidak mengucapkan perkataan seperti ini. Jika dia memang benar, maka saya menantangnya untuk menunjukkan rekaman suaraku atau tulisan yang saya tulis dengan penaku. Adapun engkau merasa tenang (cukup –pent) dengan apa yang dikatakan oleh manusia maka Allah Subhanahu wa Ta’ala yang akan menghisab kalian atasnya.
Wallahu Ta’ala a’lam.
وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ.
.
🏮 *RINGKASAN FATWA ‘ULAMA SEPUTAR DAKWAH DENGAN VIDEO BERGAMBAR*
1⃣ Lajnah Dâimah.
SOAL:
هَلِ التَّصْوِيْرُ الَّذِي تَسْتَخْدِمُ فِيْهِ كَامِيْرَا الفِيْدِيُو يَقَعُ حُكْمُهُ تَحْتَ التَّصْوِيْرِ الفُوتُوغْرَافِي؟
“Apakah gambar yang menggunakan padanya kamera video hukumnya seperti gambar fotografi?
JAWAB:
نَعَم ، حُكْمُ التَّصْوِيْرِ بِالفِيدِيُو حُكْمُ التَّصْوِيْرِ الفُوتُوغْرَافِيِّ بِالمَنْع وَالتَّحْرِيمِ لِعُمُومِ الأَدِلَّةِ».
*“Iya, hukum gambar dengan video adalah hukum gambar dengan fotografi dalam larangan dan keharomannya sesuai dengan keumuman dalil.”* [fatwa (no.16259)]
2⃣ Asy-Syaikh Muhammad Nâshiruddîn Al-Albânî rohimahullôh mengatakan:
كُلُّ الصُّوَرِ مُحرَّمَةٌ سَوَاءٌ كَانَتْ يَدَوِيَّةٌ أَو فُوتُوغْرَافِيَّةٌ أَو هَذِهِ (الموضة) الجَدِيْدَةُ الَّتِي سَمَّيْتَهَا -آنِفاً- (فِيْدِيُو)، كُلُّ هَذِهِ وَهَذِهِ وَهَذِهِ مُحرَّمَةٌ».
*“Setiap gambar adalah harom, sama saja dengan cara tangan, fotografi atau model baru yang sekarang engkau namakan dengan (video), maka semua ini, ini dan ini adalah harom.”* [dinukil dari “Al-Ibrôz li aqwâlil ‘Ulamâ fie hukmit tilfâz” (hal.14)]
3⃣ Asy-Syaikh Ibnu Bâz rohimahulloh.
SOAL:
س: مَا حُكْمُ التَّغْسِيْلِ وَالتَّكْفِيْنِ عَنْ طَرِيْقِ الفِيْدِيُو؟
“Apa hukum memandikan dan mengkafani (jenazah) melalui cara video?
JAWAB:
ج: التَّعْلِيْمُ يَكُونُ بِغَيْرِ الفِيْدِيُو لِمَا فِي الأَحَادِيْثِ الكَثِيْرَةِ الصَّحِيْحَةِ مِنَ النَّهْيِ عَنِ التَّصْوِيْرِ وَلَعْنِ المُصَوِّرِيْنَ».
*“Pengajaran dilakasanakan dengan tanpa video karena terdapat pada hadits-hadits yang banyak lagi shohih, yang melarang dari menggambar dan melaknat orang-orang yang menggambar.”* [dari “As’ilah Al-Jam’iyyah Al-Khoiriyyah bi Syaqrô”]
Beliau juga mengatakan:
«وَظُهُورُ صُورَتِي لَيْسَ دَلِيْلاً عَلَيَّ اِجَازَتِي التَّصْوِيْر وَلاَ عَلَى رِضَايَ بِهِ فَاِنِّي لَمْ أَعْلَمْ أَنَّهُمْ صَوَّرُونِي».
*“Nampaknya gambarku bukanlah dalil tentang pembolehan dariku tentang gambar, tidak pula juga bentuk keridhoanku padanya, karena aku tidaklah tahu bahwasanya mereka (mengambil) gambarku.”* [lihat “Lajnah Dâimah” (1/460)]
4⃣ Asy-Syaikh Muqbil bin Hâdî Al-Wâdi’î rohimahulloh mengatakan:
»وَمُنْكَرٌ عَظِيْمٌ أَنْ يَقُومَ المُحَاضِرُ فِي المَسَاجِدِ يُحَاضِرُ النَّاسَ وَالمُصَوَّرَة _أي الكَامِيْرَا_ مُوَجَّهَةٌ اِلَيْهِ ..... وَالبَثُّ المُبَاشِرُ _أَيّ النَّقْلُ الحَيُّ_ دَاخِلٌ فِي التَّحْرِيْمِ فَهُوَ يُعْتَبَرُ صُوْرَةً وَالنَّاسُ يُسَمَّونَهَا صُورَةً فَهِيَ مُحَرَّمَةٌ«
*“Kemungkaran yang besar adalah ketika seorang pemberi ceramah di Masjid; memberikan ceramah kepada orang-orang dalam keadaan kamera menghadap ke arahnya* ... dan siaran langsung masuk juga padanya dalam hal yang harom, maka hal tersebut termasuk gambar, dan orang-orang (pun) menamakannya juga gambar, dan ini adalah harom.” [lihat “Hukmu Tashwîr” (70-71)]
5⃣ Asy-Syaikh Ahmad bin Yahyâ An-Najmî rohimahullôh mengatakan:
«أَمَّا يَعْنِي ظُهُورُهُ عَلَى الشَّاشَةِ هَذَا لاَ شَكَّ أَنَّهُ مُنْكَرٌ ..»
*“Adapun nampaknya da’i di layar (TV), ini tidaklah diragukan bahwa itu mungkar.”* [dinukil dari “Al-Ibrôz li aqwâlil ‘Ulamâ fie hukmit tilfâz” (hal.32)]
6⃣ Asy-Syaikh Shôlih Al-Fauzân hafidzohullôh.
SOAL:
مَا حُكْمُ اسْتِخْدَامِ الوَسَائِلِ التَّعْلِيْمِيَّةِ مِن فِيدِيُو وَسِيْنِمَا وَغَيرِهِمَا فِي تَدْرِيْسِ المَوَّادِ الشَّرْعِيَّةِ كَالفِقْهِ وَالتَّفْسِيْرِ وَغَيرِهَا مِنَ المَوَّادِ الشَّرْعِيَّةِ؟ وَهَلْ فِي ذَلِكَ مَحْذُورٌ شَرْعِيٌّ؟ أَفْتُونَا مَأجُورِيْنَ.
“Apa hukumnya menggunakan wasilah untuk pengajaran dengan video dan sinema atau selain keduanya dalam mengejarkan bidang syari’ah seperti Fiqh, Tafsir atau selain keduanya dari bidang syari;ah? Apakah dalam hal tersebut ada larangan secara syari’at? Berikanlah kami fatwa semoga anda diberikan pahala.
JAWAB:
الَّذِي أَرَاهُ أَنَّ ذَلِكَ لَا يَجُوزُ؛ لِأَنَّهُ لاَبُدَّ أَن يَكُونَ مَصْحُوبًا بِالتَّصْوِيْرِ، وَالتَّصْوِيْرُ حَرَامٌ، وَليسَ هُنَاك ضَرُورَة تَدْعو إِلَيهِ. والله أعلم
“Dan yang aku pandang (dalam hal ini) adalah tidak boleh, karena diharuskan darinya disertai dengan (pengambilan) gambar, dan gambar adalah harom. *Dan tidaklah ada disana namanya darurat yang dibutuhkan padanya*, Wa Allôhu a’lam.” [lihat “Al-Muntaqo” (no.513)]
⁉🎙📹⛔ BOLEHKAH MEREKAM CERAMAH DENGAN VIDEO
✍🏻 Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan hafizhahullah
📬 Penanya: Semoga Allah berbuat baik kepada Anda wahai Samahatul Walid, penanya mengatakan: “Salah seorang ikhwah menukil dari Anda bahwa Anda berpendapat bolehnya merekam pelajaran-pelajaran dengan kamera video dan dia mengklaim bahwa Anda pernah mengatakan bahwa rekaman tersebut bisa dihapus setelah memanfaatkannya, apakah hal ini benar?
🔓 Asy-Syaikh: Cukuplah bagimu bahwa itu hanyalah klaim, cukup ini.
Klaim adalah sedusta-dusta ucapan, ini merupakan sedusta-dusta ucapan. Saya tidak mengucapkan perkataan seperti ini. Jika dia memang benar, maka saya menantangnya untuk menunjukkan rekaman suaraku atau tulisan yang saya tulis dengan penaku. Adapun engkau merasa tenang (cukup –pent) dengan apa yang dikatakan oleh manusia maka Allah Subhanahu wa Ta’ala yang akan menghisab kalian atasnya.
Wallahu Ta’ala a’lam.
وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ.
.