Minggu, 19 Oktober 2014

Perbedaan Antara Orang Hidup dan Orang Mati, Rumah dan Kuburan:

PERBEDAAN ANTARA ORANG HIDUP & ORANG MATI,
RUMAH DAN KUBURAN :

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Rasulullah ﷺ bersabda,

مَثَلُ الَّذِي يَذْكُرُ رَبَّهُ وَالَّذِي لاَ يَذْكُرُ مَثَلُ الْحَىِّ وَالْمَيِّتِ

“Perumpamaan orang yang berdzikir kepada Rabbnya dan tidak berdzikir bagaikan orang hidup dan orang mati.” [HR. Al-Bukhari dari Abu Musa Al-‘Asy’ari radhiyallahu’anhu]

Dan sabda beliau ﷺ ,

مَثَلُ الْبَيْتِ الَّذِى يُذْكَرُ اللَّهُ فِيهِ وَالْبَيْتِ الَّذِى لاَ يُذْكَرُ اللَّهُ فِيهِ مَثَلُ الْحَىِّ وَالْمَيِّتِ

“Perumpamaan rumah yang disebut nama Allah padanya dan yang tidak disebut nama Allah padanya bagaikan orang hidup dan orang mati.” [HR. Muslim dari Abu Musa Al-‘Asy’ari radhiyallahu’anhu]

Dan sabda beliau ﷺ ,

لاَ تَجْعَلُوا بُيُوتَكُمْ مَقَابِرَ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْفِرُ مِنَ الْبَيْتِ الَّذِى تُقْرَأُ فِيهِ سُورَةُ الْبَقَرَةِ

“Janganlah kalian menjadikan rumah-rumah kalian seperti kuburan, sesungguhnya setan lari dari rumah yang dibacakan padanya surat Al-Baqoroh.” [HR. Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu]

Dan sabda beliau ﷺ ,

اجْعَلُوا مِنْ صَلاَتِكُمْ فِى بُيُوتِكُمْ وَلاَ تَتَّخِذُوهَا قُبُورًا

"Jadikanlah sebagian sholat kalian (yaitu sholat-sholat sunnah) di rumah-rumah kalian, dan janganlah menjadikan rumah-rumah kalian seperti kuburan (yang tidak boleh dilakukan sholat padanya)." [HR. Muslim dari Ibnu Umar radhiyallahu'anhuma]

Beberapa Pelajaran:
════════════════
1) Urgensi dan keutamaan berdzikir kepada Allah ta'ala, bahwa hidupnya hati dengan berdzikir kepada-Nya, dan matinya hati karena melupakan-Nya, maka dzikir bagi hati bagaikan air bagi ikan, apa jadinya ikan tanpa air?! 
2) Dzikir yang dimaksud bukan sekedar lafaz yang diucapkan dengan lisan tanpa kehadiran hati dan tanpa memahami maknanya, tapi hendaklah dipahami dan diagungkan dengan hati, dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari dengan menjalankan perintah Allah ta’ala dan menjauhi larangan-Nya. 
3) Demikian pula ibadah dzikir yang dimaksud adalah yang memenuhi dua syarat ibadah, yaitu ikhlas karena Allah ta'ala dan meneladani Rasulullah ﷺ . 
4) Kehidupan hati lebih penting daripada kehidupan jasad, sebagaimana kematian hati lebih berbahaya dibanding kematian jasad, sehingga orang yang hatinya mati diperumpamakan bagai orang yang sudah benar-benar mati, walaupun jasadnya masih hidup. 
5) Bacalah Al-Qur’an di rumah, jangan membacanya di kuburan, karena hal itu termasuk bid’ah, mengada-ada dalam agama, dan dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu’anhu di atas, Rasulullah ﷺ telah memberikan isyarat pelarangannya (Lihat Fatawa Al-Lajnah Ad-Daimah, 3/114, no. 14409) 
6) Demikian pula dalam hadits ini terkandung larangan sholat di kuburan, karena dalam riwayat Ibnu Umar radhiyallahu'anhuma di atas, Rasulullah ﷺ memerintahkan untuk melakukan sholat sunnah di rumah agar tidak seperti kuburan. 
7) Mengusir setan dari rumah dengan membaca surat Al-Baqoroh dan memperbanyak ibadah di rumah. Jangan panggil dukun, paranormal, orang pintar atau menyembelih hewan sesajen untuk “penunggu” rumah, karena itu semua termasuk syirik, menyekutukan Allah ta’ala yang menyebabkan pelakunya murtad, keluar dari Islam. 
8) Tidak boleh mengubur mayit di rumah kecuali para Nabi dan Rasul jika meninggalnya di rumah (Lihat Fathul Bari, 1/529-530). 
9) Menghiasi rumah dengan amalan-amalan shalih, dan menjauhkannya dari perbuatan-perbuatan maksiat seperti gambar-gambar bernyawa, musik dan hal-hal yang dapat melalaikan dari berdzikir kepada Allah ta’ala. 
10) Diantara metode pengajaran yang baik adalah dengan menggunakan permisalan agar dapat lebih dipahami dan lebih tertanam ke dalam jiwa.
وبالله التوفيق، وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم

- - - - - - - 〜✽〜 - - - - - - -


Sumber:
══════════════════════════
✏ FB: Sofyan Chalid bin Idham Ruray 
══════════════════════════










Tidak ada komentar:

Posting Komentar