CABANG-CABANG KEIMANAN,
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Rasulullah ﷺ bersabda,
الْإِيمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ أَوْ بِضْعٌ وَسِتُّونَ شُعْبَةً فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الْأَذَى عَنْ الطَّرِيقِ وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنْ الْإِيمَانِ
Beberapa Pelajaran:
- 1》Keutamaan kalimat tauhid “ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللّهُ ” yang memiliki dua rukun, yaitu:
Pertama: An-Nafyu (Penafikan) yang terkandung dalam kalimat “ لاَ اِلَهَ ” maknanya adalah menafikan atau menganggap salah semua sesembahan selain الله ta’ala.
Kedua: Al-Itsbat (Penetapan) yang terkandung dalam kalimat, " اِلاَّ اللّهُ " maknanya adalah menetapkan atau meyakini hanya الله satu-satunya yang pantas diibadahi.Maka لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللّهُ bermakna “laa ma’buuda haqqun illallah” artinya: Tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah.
Oleh karena itu, satu-satunya agama yang benar dan satu-satunya agama yang diridhoi di sisi الله tabaraka wa ta'ala hanyalah Islam, sebab kenyataannya hanya Islam yang mengajarkan tauhid لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللّهُ . Dan semua agama selain adalah salah, karena mengajarkan kesyirikan dan kekufuran kepada الله jalla wa 'ala dan mengajarkan berbagai kemungkaran lainnya.
Allah ta'ala berfirman,
إِنَّ الدِّينَ عِندَ اللَّهِ الإِسْلاَم
“Sesungguhnya agama yang diterima di sisi الله hanya Islam.” [Ali Imron: 19]
“Sesungguhnya agama yang diterima di sisi الله hanya Islam.” [Ali Imron: 19]
Allah ta’ala juga berfirman,
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الإسْلامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Dan barangsiapa yang mencari selain Islam sebagai agama, maka tidak akan diterima dari padanya, dan ia di akhirat kelak termasuk orang-orang yang merugi.” [Ali Imron: 85].
- 2》Amalan bagian dari keimanan, oleh karena itu iman menurut Ahlus Sunnah adalah, “Mengucapkan dengan lisan, meyakini dengan hati dan mengamalkan dengan anggota tubuh” maka iman mencakup tiga perkara: Ucapan, keyakinin dan amalan.
- 3》Keimanan manusia bertingkat-tingkat, dan keimanan dapat bertambah dan berkurang, menguat dan melemah, menguat karena ketaatan dan melemah karena kemaksiatan.
- 4》Keutamaan menyingkirkan segala sesuatu yang mengganggu di jalan.
- 5》Keutamaan sifat malu, yaitu malu berbuat maksiat kepada الله تعالي atau malu melakukan sesuatu yang tidak pantas. Adapun malu dalam melakukan ketaatan atau malu mengamalkan sunnah maka itu tercela dan lebih layak disebut kelemahan, bukan rasa malu.
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم
- - - - - - - 〜✽〜 - - - - - - -
══════════════════════════
✏ FB: Sofyan Chalid bin Idham Ruray
══════════════════════════
Tidak ada komentar:
Posting Komentar